Liputan6.com, London - Universitas Oxford baru-baru ini mengumumkan kesuksesan dalam proses pembuatan vaksin Virus Corona (COVID-19). Setelah diuji ke manusia, vaksin Corona itu memberikan antibodi terhadap virus.
Penelitian di Oxford ikut melibatkan seorang mahasiswa dari Indonesia, yaitu Indra Rudiansyah, yang merupakan mahasiswa S3 jurusan Clinical Medicine.
Advertisement
Baca Juga
"Indra mulai terlibat dalam Gugus Pengembangan Vaksin Covid-19 di Oxford setelah virus tersebut ditetapkan sebagai pandemi. Indra berperan dalam melihat respon antibodi dari orang yang diberikan vaksin. Hal ini penting untuk melihat efek samping maupun kemanjuran vaksin," tulis PPI United Kingdom di Instagram mereka, seperti dikutip Kamis (23/7/2020).
Indra merupakan lulusan S1 dan S2 di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia kemudian meniti karier di BUMN PT Bio Farma (Persero) dan mendapatkan LPDP.
Pada profilnya di LinkedIn, Indra bekerja di Bio Farma sejak 2014 dan mulai kuliah di Universitas Oxford sejak 2018.
Sejauh ini, vaksin Corona COVID-19 bernama ChAdOx1 nCoV-19 dari Universitas Oxford adalah salah satu yang paling potensial. Pemerintah Inggris turut mendanai pengembangan vaksin yang dilakukan bersama AstraZeneca.
”Inggris beruntung memiliki peneliti-peneliti luar biasa yang bekerja sama dengan tim berpengalaman dari AstraZeneca. Melalui kerja sama ini, mereka telah bekerja dengan sangat cepat untuk menunjukkan hasil uji klinis dari vaksin chadox ini yang terbukti aman dan efektif dalam melindungi publik dari infeksi COVID-19,” Ketua Gugus Tugas Vaksin Inggris Kate Bingham.
Pemerintah Inggris juga berkomitmen akan membuat vaksin Corona COVID-19 ini terjangkau oleh masyarakat luas.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jika Sudah Final, Universitas Oxford Siap Produksi Massal Vaksin Corona COVID-19
Universitas Oxford mengumumkan kabar bahwa vaksin yang mereka uji coba bisa menghasilkan antibodi melawan Virus Corona (COVID-19). Vaksin Corona jenis baru dari Oxford bernama ChAdOx1 nCoV-19.
Vaksin dari Oxford sudah diuji ke 1.077 sukarelawan. Sebanyak 90 persen memperoleh antibodi setelah mendapat satu dosis vaksin.
Pemerintah Inggris berkata akan ada tes dengan skala lebih besar di luar negara itu.
"Akan ada lebih banyak uji coba, dengan lebih banyak pasien - kali ini di Amerika Serikat, Brasil, dan Afrika Selatan; dan dengan anak-anak," ujar pihak Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dalam keterangan tertulisnya, Selasa lalu.
Pemerintah Inggris tak ingin mengklaim sudah berhasil mendapat vaksin untuk manusia, tetapi mereka percaya dengan kinerja Universitas Oxford dan AstraZeneca. Selain itu, produksi massal vaksin Corona COVID-19 ini juga sudah direncanakan.
"AstraZeneca sedang merencanakan produksi vaksin dalam skala besar. Saya merasa optimis, tapi tetap hati-hati," ujar Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, dan chargé d'affaires, Rob Fenn.
Lebih lanjut, Fenn berkata Inggris dan Indonesia telah setuju agar biaya vaksin Corona COVID-19 bisa terjangkau.
"Inggris dan Indonesia telah menekankan sejak awal pentingnya vaksin yang terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang," pungkasnya.
Advertisement