Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran yang dirasakan seperti hantu kerap kali membuat seseorang merasa merinding. Perasaan semacam ini kerap kali dikaitkan dengan adanya makhluk astral.
Tak tahu apakah hanya mitos belaka atau benar-benar terjadi. Seorang manusia normal pernah mengalami hal ini. Tetapi mereka yang menderita skizofrenia dan epilepsi disebut-sebut paling sensitif dalam urusan semacam ini.
Banyak penderita skizofrenia dan epilepsi mengaku bisa merasakan kehadiran alien atau hantu di dekatnya. Atau bahkan, cerita semacam ini kerap diungkapkan oleh banyak pendaki gunung.
Advertisement
Baca Juga
Pada tahun 1933, ketika penjelajah Inggris Frank Smythe nyaris menaklukkan Gunung Everest seorang diri, dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada orang lain sedang mendaki bersamanya, dan efek merinding tak bisa terelakkan.
Tapi faktanya dia sendirian, meninggalkan timnya jauh di belakang. Smythe berhalusinasi. Dia bahkan mengambil sepotong kue dan menawarkannya kepada rekan pendakiannya yang tak terlihat itu.
Kondisi ini, disebut feeling of presence (FoP), berbeda dari halusinasi tubuh lainnya, seperti pengalaman di luar tubuh, di mana Anda merasa berada di luar tubuh Anda dan bisa melihat sosok hantu itu, demikian dikutip dari laman newscientist.com pada Jumat (24/7/2020).
Untuk mengidentifikasi mekanisme saraf potensial di balik FoP, ahli saraf Olaf Blanke dari Institut Teknologi Federal Swiss di Lausanne mengatakan bahwa pertama-tama ia mempelajari 12 orang dengan epilepsi dan masalah motorik sensorik lainnya, yang semuanya pernah melaporkan pernah merasakan kehadiran makhluk lain di dekatnya.
Analisis mereka menunjukkan kerusakan di tiga daerah otak: persimpangan temporoparietal (TPJ), insula dan korteks frontal-parietal.
Dalam studi sebelumnya, tim Blanke telah mengaitkan TPJ dengan pengalaman di luar tubuh dan insula dengan halusinasi.
Biasanya, daerah otak ini mengintegrasikan sinyal sensorik dari luar dan dalam tubuh. Dalam pengalaman di luar tubuh dan kondisi lain seperti itu, integrasi sinyal multisensor ini dikompromikan, menyebabkan halusinasi.
Studi menunjukkan bahwa FoP melibatkan gangguan tidak hanya dalam integrasi sensasi eksternal dan internal dalam TPJ dan insula, tetapi juga sinyal yang terkait dengan gerakan yang diproses di korteks frontal-parietal.
Simak video pilihan berikut:
Penyebab Merinding yang Jadi Misteri
Para ilmuwan memiliki pemahaman yang baik tentang apa itu merinding. Tetapi mengapa itu terjadi masih sedikit misteri.
Ketika seekor ayam yang baru disembemlih lalu direbus dan dicabut bulu-bulunya, maka akan terlihat di permukaan kulit ada tonjolan berbeda pada tubuh mereka.
Mekanisme yang menciptakan merinding pada manusia juga cukup sederhana. Pada ujung helai rambut yang paling dekat dengan kulit, yang dikenal sebagai akar, adalah otot-otot kecil yang disebut erector pili, demikian dikutip dari laman popsci.com.
Ketika otot-otot ini tegang, atau berkontraksi, mereka menyebabkan rambut berdiri tegak.
Yang mengejutkan, para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin mengapa kita merinding. Tetapi mereka berpikir bahwa kemungkinan besar merupakan mekanisme bertahan hidup dari nenek moyang kita.
Di suatu tempat di garis keturunan manusia, kami pernah ditutupi rambut yang jauh lebih tebal, lebih panjang dari sekarang. Ketika manusia purba akan kedinginan, rambut mereka akan terangkat dan terpisah sedikit.
Ini akan menjebak sejumlah kecil udara yang dekat dengan kulit, secara efektif menciptakan lapisan isolasi.
Itu semua masuk akal, tetapi mengapa kita merinding ketika mengalami sesuatu yang menyenangkan, seperti suara musik yang indah?
Advertisement