Liputan6.com, Livonia - Sebuah biara di Michigan, Amerika Serikat, kehilangan 13 biarawati berusia lanjut. Mereka meninggal dunia karena Virus Corona COVID-19.
Dilaporkan New York Post, Senin (27/7/2020), korban termuda adalah Sister Victoria Marie Indyk yang berusia 69 tahun, sementara yang tertua adalah Sister Mary Luiza Wawrzniak yang usianya 99 tahun.
Advertisement
Baca Juga
Para biarawati itu bekerja di Felician Sisters Convent di Livonia, Michigan. Di antara mereka ada yang bekerja di bidang pendidikan hingga pernah bekerja di Sekretariat Negara Vatikan.
Berdasarkan kebijakan social distancing, kebanyakan biarawati lain tidak bisa menghadiri pemakaman rekan-rekan mereka yang meninggal akibat corona. Mereka juga tak bisa melakukan doa bersama.
Situs Katolik, The Global Sisters Report, menyebut tragedi ini merupakan kehilangan yang paling parah di komunitas religi wanita di AS dalam satu abad terakhir.
Tanggal kematian mereka mulai dari 10 April dan 10 Mei. Sister Wawrzniak yang berusia 99 tahun adalah yang pertama meninggal.
Sister Mary Ann Smith yang juga bertugas di biara itu menyebut awalnya ada dua orang tertular, namun ia tak mengira Virus Corona langsung menyebar.
"Kami tidak pernah mengantisipasi betapa cepatnya virus ini menyebar," ucap Sister Smith yang enggan membahas identitas kedua orang itu.
Salah satu biarawati bernama Mary Danatha Suchyta sempat pulih. Sayangnya, wanita 98 tahun itu meninggal pada 27 Juni.
Pola yang terjadi adalah biarawati dilarikan ke rumah sakit akibat tidak bisa napas, kemudian sembuh dan pulang ke rumah. Tak lama kemudian, pasien meninggal dunia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
61 Biarawati Meninggal di Seluruh Dunia
The Global Sisters Report melaprokan ada setidaknya 61 biarawati yang meninggal di seluruh dunia akibat corona.
Di AS ada 19 biarawati lain yang meninggal selain di Livonia.
Pakar biologi Erin Bromage dari Universitas Massachusetts–Dartmouth mengingatkan bahwa Virus Corona menyebar lewat udara. Kegiatan dalam ruangan pun bisa menjadi sumber penyebaran.
Ia memperkirakan 90 persen dari penularan terjadi di dalam ruangan ketika orang-orang berkumpul dalam ruangan dengan rapat, sering berkomunikasi, bernyanyi, atau berteriak.
Advertisement