Liputan6.com, Washington, D.C. - Donald Trump merupakan presiden terkaya dalam sejarah Amerika Serikat. Meski demikian, kekayaannya turun saat menjabat sebagai presiden.Â
Menurut Forbes, Selasa (28/7/2020), kekayaan Presiden Donald Trump saat ini adalah US$ 2,1 miliar (Rp 30,5 triliun), padahal sebelum menjabat kekayaan Trump mencapai US$ 3,7 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Donald Trump bertekad maju lagi di pilpres 2020. Dan ternyata, ia menjual handuk, kaos, gelas, bahkan tali anjing untuk mengumpulkan dana kampanye.Â
Salah satu yang ia jual adalah kaos bertema pelangi LGBT. Kaos itu dijual seharga US$ 30 (Rp 426 ribu).Â
"Tunjukan dukunganmu pada komunitas LGBT dan presiden ke-45 lewat t-shirt ekslusif Make America Great Again Pride," tulis caption produk itu. Â
Handuk bertuliskan Make America Great Again bahkan sudah ludes terjual, padahal harganya US$ 65 atau hampir Rp 1 juta.
Beberapa produk menyinggung isu terkini di AS, seperti topi yang menunjukan dukungan kepada polisi.
Selama demo dan kerusuhan di AS belakangan ini, Donald Trump mengambil posisi pro-polisi.
Ada pula kaos pasukan antariksa baru AS, serta kaos edisi keluarga dan kalangan komunitas Afrika-Amerika hingga Asia.Â
Yang paling menarik mungkin adalah tali anjing dengan tagar MAGA. Tali ini dilego seharga US$ 16 (Rp 232 ribu).
(USD 1 = Rp 14.554)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Donald Trump Diprediksi Kalah
Penggagas Foreign Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, menyebut Donald Trump akan kalah dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2020.
"Saya begitu yakin bahwa Donald Trump akan kalah. He will lose," ujar Dino Patti Djalal.
"Saat ini sudah beda dengan Pemilu 2016. Feel good factor-nya sudah hilang. Di AS itu kan ada feel good factor yang sangat menentukan. Kalau orang Amerika sudah merasa tidak puas, maka mereka akan 'ganti kuda'," tambahnya.Â
Menurut Dino, pemilu Amerika Serikat adalah pilpres yang penting di dunia. Ia menilai penting lantaran dampaknya terasa secara langsung pada Indonesia.
"Kebijakan luar negeri Amerika Serikat akan berdampak pada lingkungan strategis kita," ujar mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ini.
Dalam pemaparannya di acara webseminar yang diselenggarakan oleh FPCI, Dino Patti Djalal mengakui, di bawah kepemimpinan Donald Trump, pengangguran di Amerika Serikat turun menjadi 3,5 persen -- salah satu angka terendah dalam 50 tahun terakhir.
"Dengan ukuran itu, seharusnya ia terpilih lagi sebelum Corona COVID-19 datang," kata Dino.
"Dia sangat melakukan hal yang sangat baik pada masalah politik dan ekomoni. Namun, itu semua akan hilang sekarang. Pengangguran yang turun 3,5 persen, sekarang jadi liabilitas dia. Karena sekarang naik lagi menjadi 27 juta orang karena pandemi."
Dino juga menilai faktor lain yang membuat posisi Trump terpuruk adalah kasus George Flyod kemarin yang mempengaruhi ekonomi Amerika Serikat.
"Dari berbagai alasan tadi, saya sudah yakin bahwa Donald Trump will lose, no matter what he does. Jadi kita perlu antisipasi bahwa Joe Biden yang saya prediksi naik sebagai presiden," jelasnya.
Advertisement