Sukses

Kasus COVID-19 di Hong Kong Naik Lagi, Makan di Restoran Kembali Dilarang

Langkah pencegahan penyebaran Virus Corona baru di Hong Kong kembali diperketat, seiring meningkatnya angka kasus.

Liputan6.com, Hong Kong - Otoritas Hong Kong kembali memperkenalkan beberapa langkah ketat untuk mengendalikan Virus Corona COVID-19. Langkah itu dilakukan menyusul adanya lonjakan kasus-kasus baru COVID-19.

Dilansir dari BBC, Rabu (29/7/2020), kegiatan makan di restoran kini kembali dilarang dan hanya dua orang dari rumah tangga berbeda saja yang dapat saling bertemu.

Masker wajah juga harus dikenakan di semua tempat umum.

Hong Kong, yang telah melihat keberhasilan awal melawan COVID-19, sekarang secara teratur melaporkan lebih dari 100 kasus harian baru.

Pembatasan semakin diperketat lagi mulai Juli dengan bar, gym, dan salon kecantikan sudah ditutup.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Naiknya Angka Kasus

Hong Kong mengonfirmasi 106 kasus Virus Corona COVID-19 baru pada Selasa 28 Juli dan melaporkan kematian keseluruhan ke-23. 

"Tidak ada tempat untuk berpuas diri saat ini. Kami masih harus mengamati tren," kata Dr Chuang Shuk-kwan, kepala cabang penyakit menular di Pusat Perlindungan Kesehatan.

"Kami belum melihat pertumbuhan eksponensial (dalam infeksi), tetapi angka tersebut masih mengkhawatirkan."

Orang terakhir yang meninggal akibat virus itu adalah seorang penghuni panti jompo di mana sedikitnya 45 infeksi telah dicatat.

Ilmuwan lokal telah menyuarakan kekhawatiran bahwa jenis virus yang beredar di Hong Kong dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar. Dikatakan belum bermutasi selama setidaknya 22 hari, artinya bisa beradaptasi dengan baik pada manusia, menjadi lebih mudah untuk ditularkan.

Langkah-langkah baru datang di tengah laporan media lokal bahwa pemilihan parlemen Hong Kong - Dewan Legislatif - dapat ditunda hingga setahun.

Outlet berita HK01, Hong Kong Economic Times dan TVB mengatakan pemerintah telah membuat keputusan, yang belum diumumkan secara resmi, karena masalah Virus Corona COVID-19.