Liputan6.com, Jakarta - Isu geopolitik China di kawasan menjadi salah satu hal yang patut menjadi fokus dan perhatian para pemerintah.
Menyadari hal ini, Menlu Retno pun mengangkat masalah ini dalam pertemuan virtualnya bersama Menlu RRT Wang Yi pada Kamis, 30 Juli 2020.Â
Advertisement
"Saya sampaikan concern Indonesia terhadap meningkatnya tensi (China) di kawasan," ujar Menlu Retno.
"Khusus untuk Asia Tenggara, ASEAN telah memiliki prinsip yang termaktub dalam deklarasi ZOPFAN (Zone of Peace Freedom and Neutrality) ASEAN," sambungnya.
Ia meyakini bahwa ASEAN akan terus menjaga agar kawasan Asia Tenggara tetap menjadi kawasan yang damai dan stabil.
Bahas Soal Treaty of Amity and Cooperation
Lebih lanjut lagi, Menlu Retno dan Menlu Wang Yi membahas soal Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia yang telah disepakati oleh banyak negara termasuk RRT, AS, India, Australia, Jepang dan Korea Selatan.
"Menjadi kewajiban negara-negara yang melakuka akses TAC untuk terus menghormati prinsip-prinsip TAC," ujar Menlu Retno.Â
Menlu Retno mengajak semua pihak untuk terus mengedapankan kerja sama dan kolaborasi, dan bukan rivalitas yang merugikan.
Menyinggung soal posisi Indonesia terkait Laut China Selatan, Menlu Retno menyampaikan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk UNCLOS 1982.Â
"Semua negara di kawasan memiliki kepentingan yang sama untuk mempertahankan situasi yang damai dan stabil, termasuk di Laut China Selatan," ujar Menlu Retno.Â
Â
Advertisement