Liputan6.com, Beirut -- Palang Merah Lebanon mengumumkan ledakan di Beirut, Lebanon, telah merenggut nyawa lebih dari 100 orang. Angka korban terus bertambah dalam 12 jam terakhir.
Pencarian korban pun masih belum selesai.
Advertisement
Baca Juga
"Hingga kini, lebih dari 4.000 orang telah terluka dan lebih dari 100 telah kehilangan nyawa mereka," ujar Palang Merah Lebanon, seperti dikutip AFP, Rabu (5/8/2020).
"Tim-tim kami masih melakukan operasi search and rescue di area sekitar," jelas pihak Palang Merah Lebanon.
Perdana Menteri Hassan Diab berkata ledakan Beirut, Lebanon, terjadi di gudang penyimpanan amonium nitrat yang merupakan barang sitaan pemerintah. Belum jelas apa penyebab bahan kimia itu meledak.Â
Pemerintah berjanji akan mengusut kasus ini, tetapi saat ini akan fokus pada upaya penyelematan.Â
Gubernur Beirut Marwan Abboud yang berkata ke lokasi ledakan Beirut, Lebanon, menyatakan kondisi ini mengingatkannya pada bom di Hiroshima.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Dubes Lebanon Minta Polisi Pantau Keamanan WNI Usai Ledakan
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beirut bekerja sama dengan polisi untuk memantau keamanan WNI usai peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon. Ini dilakukan agar KBRI bisa langsung mendapat info jika ada sesuatu yang terjadi pada WNI.
"KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI," ujar Duta Besar Republik Indonesia di Lebanon, Hajriyanto Y. Thohari, kepada Liputan6.com, Rabu (5/8/2020).Â
Seorang WNI bernama Ni Nengah Erawati dilaporkan terkena dampak ledakan Beirut, Lebanon. Kondisinya kini sudah aman dan kembali ke apartemennya.Â
"Kami sudah video call dengan yang bersangkutan, dan beliau kondisinya stabil, bisa berbicara, dan jalan. Luka sudah dijahit oleh dokter," ujar Dubes Hajriyanto.Â
Ia juga berkata KRI Sulthan Hasanuddin 366 (Kontingen Garuda Satgas MTF dalam UNIFIL) terkonfirmasi aman karena sedang berlayar di Mersin, Turki.
KBRI mengandalkan grup WhatsApp untuk mengkoordinasikan para WNI di Beirut. Dubes Hajriyanto meminta WNI untuk langsung melapor jika menghadapi situasi yang tak aman.Â
Sejauh ini, Dubes berkata semua WNI baik-baik saja.Â
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab berkata ledakan Beirut, Lebanon, terjadi di gudang penyimpanan. Ada sebanyak 2.750 ton amonium nitrat di lokasi tersebut.Â
Advertisement