Sukses

Kasus COVID-19 Bergejolak, 3 Negara di Eropa Ini Saling Halangi Travel

Negara-negara Eropa saling membatasi travel akibat gejolak Virus Corona (COVID-19).

Liputan6.com, Brussel - Gejolak Virus Corona (COVID-19) di Eropa membuat beberapa negara di benua itu saling membatasi penerbangan. Pembatasan ada yang di level daerah hingga nasional. 

Kasus di Eropa memang sudah menunjukan tren menurun, tetapi ada daerah-daerah yang dianggap memiliki risiko tinggi COVID-19. Contohnya adalah Spanyol yang telah masuk daftar karantina Inggris. 

Inggris meminta agar warga yang baru kembali dari Spanyol agar karantina selama dua pekan agar menghindari risiko COVID-19. Pihak Spanyol protes, tetapi Inggris tak bergeming. 

Negara-negara Eropa lain seperti Jerman pun mulai memberikan aturan semua. Berikut 3 negara Eropa yang mulai memperketat aturan travel.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

1. Belgia

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Belgia, Kamis (6/8/2020), ada 8 negara Eropa yang wilayahnya masuk daftar zona merah. Penyebaran COVID-19 di wilayah-wilayah itu dianggap sedang memburuk.

Daerah-daerah yang masuk zona merah adalah Jenewa (Swiss), Leicester (Inggris), Mayenne (Prancis), Barcelona, Aragon, Navarra, dan Lleida (Spanyol), provinsi Vukovar-Srijem (Kroasia), daerah Severoiztochen dan Yugozapaden (Bulgaria).

Ada juga satu negaa yang seluruhnya masuk daftar zona merah Belgia, yakni Lithuania.

Berdasarkan data CoronaTracker, sejak 25 Juli kasus baru COVID-19 di Lithuania selalu di atas 2.000.

3 dari 4 halaman

2. Norwegia

Belgia yang membatasi travel ke negara lain justru ikut dibatasi oleh Norwegia. Sejak Agustus 1, Kementerian Luar Negeri Norwegia meminta perjalanan ke Belgia ditunda.

Berdasarkan informasi situs Schengen Visa, status Belgia di peta infeksi Norwegia sudah berubah menjadi merah yang berarti traveling harus dihindari.

Sebelumnya, Spanyol dan Andora juga sudah masuk zona merah versi Norwegia.

4 dari 4 halaman

3. Jerman

Jerman baru-baru ini juga tidak menyarankan warganya untuk pergi ke Belgia. Angka kasus COVID-19 di Belgia disebut sedang naik.

"Angka infeksi baru dan kematian telah naik sejak akhir Juli, terutama di Provinsi Antwerp," tulis Kemlu Jerman, seperti dilansir DW, Kamis (6/8/2020).

Kasus di provinsi Antwerg disebut mencapai 50 kasus per 100 ribu penduduk. Provinsi itu tak berbatasan langsung dengan Jerman.

Orang-orang yang baru kembali dari Belgia juga harus isolasi diri selama dua pekan, kecuali mereka bisa menunjukan hasil tes COVID-19 terbaru.