Liputan6.com, Zhejiang - Penduduk di China dibuat tercengang melihat air terjun yang mengalir mundur saat Topan Hagupit menghantam kampung halaman mereka. Badai tropis tersebut membawa angin berkecepatan hingga 136,8 kilometer per jam ketika mendarat di Provinsi Zhejiang pada dini hari.
Melansir dailymail.co.uk, Kamis (6/8/2020), lebih dari 380.000 orang telah dievakuasi sebelum hujan lebat dan angin kencang yang mendatangkan malapetaka di pantai timur negara itu. Hagupit, topan keempat tahun ini, menghantam Leqing pada Selasa 4 Agustus sekitar pukul 03.30 pagi, sebuah kota prefektur dengan lebih dari 1,3 juta penduduk.
Baca Juga
Pusat Meteorologi Nasional China mengungkapkan bahwa pada siang hari, kecepatan badai tropis tersebut semakin meningkat hingga 108 kilometer per jam dan bergerak ke utara dengan kecepatan sekitar 25 kilometer per jam.
Advertisement
Otoritas meteorologi Zhejiang telah mengeluarkan peringatan topan darurat ke kota-kota di provinsi itu, yang berbatasan dengan Shanghai di selatan.
Pejabat cuaca setempat memperkirakan angin topan dengan kecepatan hingga 125,6 kilometer per jam di wilayah timur tersebut akan mengakibatkan badai hujan deras diperkirakan sepanjang hari.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Topan yang Relatif Ringan
Cuplikan yang dirilis oleh Zhejiang Daily yang dikelola pemerintah menunjukkan Air Terjun Gunung Yandang, salah satu dari empat air terjun utama di China, setinggi 190 meter (623 kaki) tampaknya mengalir ke atas saat angin kencang mendorong air melawan lintasan.
Untuk melihat air terjun mengalir terbalik akibat dihantam Topan Hagupit, klik di sini.
Tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan. CCTV penyiar negara menunjukkan pohon-pohon tumbang di kota Zhejiang Yuhuan. Outlet berita video independen, Pear, menunjukkan mobil-mobil yang melaju di jalan-jalan yang terendam banjir dan warga dibawa keluar dari rumah mereka.
Otoritas Zhejiang telah mengevakuasi 381.375 orang pada pukul 22.00 malam sebelum topan menghantam, lapor Xinhua yang dikelola pemerintah. Di pusat manufaktur utama Zhejiang di Wenzhou, pihak berwenang melaporkan mengevakuasi 200.000 orang ke tempat penampungan dan menarik lebih dari 6.000 perahu nelayan ke pelabuhan karena gelombang di sepanjang pantai dilaporkan pada ketinggian 4,2 meter (14 kaki).
Musim topan tahun ini relatif ringan di China. Namun, sistem drainase, juga dikenal sebagai sistem sungai utama negara itu telah berurusan dengan hal yang lebih hebat sebelumnya yang media pemerintah sebut sebagai 'banjir katastropik' sejak Juni karena hujan lebat.
Kondisi cuaca buruk di mana telah menyebabkan banyak kematian, menyebabkan sekitar 2 juta orang dievakuasi dan kerusakan lebih dari 49 miliar yuan (£ 5,3 miliar) atau sekitar Rp101 triliun.
Â
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul
Advertisement