Sukses

Lebanon Krisis, Rakyat Minta Revolusi ke Presiden Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron sedang berkunjung ke Lebanon usai ledakan. Ia bertemu warga yang berteriak "revolusi."

Liputan6.com, Beirut - Ledakan di Beirut, Lebanon, pada Selasa petang kemarin telah menambah krisis di negara itu. Sebelum ledakan, Lebanon sudah diterpa krisis ekonomi, politik, serta pandemi COVID-19. 

Rakyat yang mulai frustrasi pun meminta bantuan negara asing untuk revolusi. Permintaan revolusi digemakan rakyat kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron yang sedang berkunjung ke Lebanon. 

Presiden Macron tiba di Beirut hari ini untuk memberikan pertolongan. Ia pun sempat bertemu dengan kerumunan masyarakat yang menuntut adanya perubahan. 

"Tolong kami! Revolusi" teriak rakyat Lebanon, seperti dilansir AFP, Kamis (6/8/2020).  

Pada beberapa video yang beredar, rakyat Lebanon terdengar emosional ketika meminta Presiden Macron untuk menolong mereka.  

Rakyat Lebanon yang mengerubungi Presiden Macron datang dengan memakai masker.

Presiden Macron berkata mengerti kemarahan warga Lebanon. Ia berjanji akan bertemu para pemimpin politik di Lebanon untuk membahas inisiatif politik.  

"Saya akan berbicara dengan tokoh-tokoh politik untuk meminta mereka membuat pakta baru. Saya di sini hari ini untuk memberi proposal pakta politik kepada mereka," ujar Macron seperti dilansir France24. 

Presiden Prancis berkata Lebanon akan terus tenggelam apabila tidak menerapkan perubahan-perubahan yang dibutuhkan. 

Usai Perang Dunia I, Lebanon pernah menjadi daerah koloni Prancis, warga di sana juga bisa berkomunikasi dengan Bahasa Prancis. Setelah Lebanon resmi merdeka dari Prancis pada 1943, relasi antara kedua negara terus berlanjut di berbagai bidang.

Baca juga: Kronologi Ledakan di Beirut, Lebanon

2 dari 2 halaman

Kehadiran Macron di Beirut

Presiden Emmanuel Macron beberapa kali mencuit tentang Lebanon di Twitternya. Salah satunya berbunyi, "Lebanon tidak sendirian." 

Ia juga berkata Prancis mengirimkan bantuan tenaga kesehatan, keamanan sipil, dan alat-alat sanitasi kepada masyarakat Beirut. 

Macron berkata kehadirannya di Prancis untuk menyampaikan pesan la fraternité (persaudaraan) dan solidaritas dari Prancis.  

Twitter Presiden Macron juga menampilkan saat pasukan Lebanon dan Prancis berkoordinasi untuk melakukan operasi pertolongan.

"Persaudaraan, solidaritas, berada di hati negara kami," kata Presiden Macron.  

Korban ledakan Beirut di Lebanon kini sudah melewati 100 orang. Sebanyak 5.000 orang luka-luka.