Sukses

Kasus Corona COVID-19 Dunia Lampaui 19 Juta, Korban Tewas di AS Sentuh Level Tertinggi

Angka kasus Virus Corona baru di dunia telah melampaui angka 19 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Kematian harian akibat Virus Corona COVID-19 di Amerika Serikat telah melonjak ke level tertinggi dalam kurun waktu tiga bulan, yakni lebih dari 2.000 pada Kamis 6 Agustus.

Ditambah lagi, jumlah kasus kini telah melewati 19 juta secara global, sehingga mendorong banyak negara untuk lebih meningkatkan pembatasan dalam pertempuran melawan pandemi, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (7/8/2020). 

Negara yang paling terpukul di dunia, Amerika Serikat, telah mengalami kebangkitan besar terkait Virus Corona baru sejak akhir Juni, menambahkan 2.060 kematian dalam 24 jam saja pada hari Kamis.

Di sisi lain dunia, tonggak suram juga terjadi. 

Saat ini, jumlah korban resmi di Meksiko melonjak di atas 50.000 orang yang meninggal dunia dan benua Afrika telah mencapai satu juta kasus yang dikonfirmasi.

Lebih dari separuh infeksi Afrika berada di Afrika Selatan, yang memiliki jumlah infeksi tertinggi kelima di dunia, setelah AS, Brasil, India, dan Rusia.

Namun demikian, benua Afrika tetap menjadi salah satu yang paling sedikit terpengaruh, menurut angka resmi, dengan hanya Oseania yang mencatat lebih sedikit kasus Virus Corona COVID-19.

Setidaknya 19.000.553 kasus dan 712.315 kematian telah terdaftar di seluruh dunia, didorong lonjakan di Amerika Latin dan India.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kasus Corona di Dunia

Amerika Serikat mencatat kematian terbanyak dengan hampir 160.000 kasus, diikuti oleh Brasil dengan hampir 100.000. Secara global, 40 persen dari semua kasus telah terjadi di kedua negara.

Eropa tetap menjadi wilayah yang paling terpukul di seluruh dunia dengan lebih dari 200.000 kematian sejak virus pertama kali muncul di China akhir tahun lalu.

Ketika pemerintah di seluruh dunia berjuang untuk menyelamatkan ekonomi yang dirusak oleh adanya pembatasan selama berbulan-bulan, banyak yang terpaksa melihat langkah-langkah baru untuk mengekang wabah COVID-19 sejak mereka mencabut perintah penahanan awal.

Seperti kasus di Eropa di mana negara-negara memberlakukan pembatasan perjalanan baru dan langkah-langkah penahanan dengan ketakutan yang tumbuh selama gelombang kedua.

Di Australia, kota terbesar kedua yakni Melbourne memasuki penguncian terberat negara itu pada hari Kamis, sehingga harus menutup bisnis yang tidak penting dan mengharuskan ratusan ribu lebih orang untuk tinggal di rumah.