Liputan6.com, Beirut - Gubernur Kota Beirut, Marwan Abboud seperti dikutip situs berita al-Marsad Online mengatakan jumlah korban tewas akibat ledakan yang terjadi di Lebanon beberapa waktu lalu meningkat menjadi 220, sedangkan 110 orang lainnya masih hilang.
Dia mengatakan kepada saluran TV Al Jadeed bahwa banyak pekerja asing dan pengemudi truk termasuk di antara mereka yang hilang, yang menurutnya membuat identifikasi mereka semakin sulit. Demikian seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (11/8/2020).
Advertisement
Baca Juga
Tentara Lebanon juga mengatakan mereka membatalkan tahap penyelamatan operasi pencarian di pelabuhan karena tidak ada korban selamat yang ditemukan.
Di tempat lain, ratusan ribu orang tinggal di rumah dalam kondisi yang rusak parah di mana di antaranya banyak yang tidak memiliki jendela atau pintu.
Seorang juru bicara Komite Internasional Palang Merah mengatakan bahwa kebutuhan mereka telah terkena dampak "sangat besar".
"Orang-orang ini membutuhkan tempat berlindung, mereka membutuhkan makanan ... mereka juga membutuhkan deterjen pembersih, mereka membutuhkan bantuan untuk mengambil apa yang tersisa dari rumah mereka," kata Rona Halabi kepada BBC.
Dia menambahkan: "Tapi ada juga kebutuhan lain untuk infrastruktur Beirut ... Dua stasiun air dan listrik utama rusak berat akibat ledakan."
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Bantuan Tempat Tinggal bagi Korban
Sebuah biara di luar Beirut telah membuka pintunya bagi orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.
Salah satu anggotanya, Sister Jocelyne, mengatakan: "Kami buka di wisma kami, kami mendukung orang-orang untuk membantu mereka… kami menyediakan makanan, air dan pakaian."
"Dengan cara itu kami dapat membantu mereka untuk mengakui apa yang terjadi karena itu melampaui apa yang Anda lihat di foto - jauh lebih besar."
Para pejabat memperkirakan bahwa ledakan itu menyebabkan kerusakan hingga lebih dari $ 3 miliar (£ 2,3 miliar) dan kerugian ekonomi kolektif Lebanon bisa mencapai $ 15 miliar.
Negara itu sudah mengalami kemerosotan ekonomi besar sebelum ledakan terjadi, dengan keluarga-keluarga yang jatuh miskin dan kelaparan, dan badan-badan PBB telah memperingatkan tentang adanya krisis kemanusiaan yang terjadi.
Donor internasional menjanjikan $ 297 juta (£ 227 juta) sebagai bantuan untuk Lebanon pada pertemuan puncak virtual pada hari Minggu yang diselenggarakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Advertisement