Sukses

PM Mauritius Sebut Kebocoran Minyak di MV Wakashio Bisa Bikin Kapal Terbelah 2

Kapal MV Wakashio Mauritius, yang diyakini membawa 4.000 ton bahan bakar minyak, kandas di terumbu karang di lepas pantai pulau Samudra Hindia pada 25 Juli 2020.

Liputan6.com, Port Louis - Retakan besar dilaporkan terjadi di lambung kapal kargo yang membawa minyak di Mauritius. Atas insiden ini Perdana Menteri Mauritius Pravind Jugnauth memberkan peringatan bahwa kemungkinan kapal akan pecah menjadi dua.

Kapal MV Wakashio, yang diyakini membawa 4.000 ton bahan bakar minyak, kandas di terumbu karang di lepas pantai pulau Samudra Hindia pada 25 Juli 2020.

Meskipun cuaca buruk, PM Mauritius Pravind Jugnauth mengatakan, 500 ton telah dipompa dengan aman pada Senin 10 Agustus.

Namun dia memperingatkan negara itu sedang mempersiapkan "skenario terburuk".

Mauritius adalah rumah bagi terumbu karang yang terkenal di dunia, dan pariwisata adalah sektor penting dari ekonominya.

Bahan bakar yang bocor telah ditransfer dari pantai dengan bantuan helikopter dan ke kapal lain yang dimiliki oleh perusahaan Jepang, Nagashiki Shipping.

Prancis telah mengirim pesawat militer dengan peralatan pengontrol polusi dari pulau terdekat Réunion, sementara Jepang telah mengirim tim beranggotakan enam orang untuk membantu upaya Prancis.

Penjaga pantai Mauritius dan beberapa unit polisi juga berada di lokasi di tenggara pulau itu.

Sejak akhir pekan lalu, relawan mengumpulkan jerami dari ladang dan mengisi karung untuk membuat pembatas terhadap minyak yang tumpah.

"Orang-orang telah menyadari bahwa mereka perlu mengambil tindakan. Kami di sini untuk melindungi fauna dan flora kami," kata aktivis lingkungan Mauritius Ashok Subron kepada kantor berita AFP.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

1.000 Ton Minyak Diprediksi Telah Bocor

Lebih dari 1.000 ton minyak diperkirakan telah bocor ke perairan di sekitar negara pulau itu.

Para pencinta lingkungan prihatin tentang dampaknya pada ekosistem negara. MV Wakashio kandas di Pointe d'Esny, tempat perlindungan yang terkenal untuk satwa liar langka. Daerah ini juga memiliki lahan basah yang ditetapkan sebagai situs internasional penting oleh konvensi Ramsar tentang lahan basah.

Happy Khamule dari Greenpeace Afrika memperingatkan bahwa "ribuan" spesies hewan "berisiko mati di lautan polusi, dengan konsekuensi bisa mengerikan bagi ekonomi, ketahanan pangan, dan kesehatan Mauritius".

Mauritius memiliki "populasi reptil penting dunia dengan susunan genetik yang unik", yang mungkin termasuk di antara spesies yang terancam, kata Vikash Tataya, direktur konservasi pada Mauritian Wildlife Organisation.

Pada konferensi pers, Akihiko Ono, wakil presiden eksekutif Mitsui OSK Lines "sangat" meminta maaf atas insiden tumpahan minyak tersebut".

Dia bersumpah bahwa perusahaan akan melakukan "segala daya mereka untuk menyelesaikan masalah".