Liputan6.com, Jakarta - Amonium Nitrat adalah bahan kimia yang kerap kali digunakan untuk pupuk atau bahan peledak tambang. Lokasi dari penyimpanan juga dirahasiakan karena berpotensi dapat digunakkan untuk membuat bom.
Baru-baru ini, ledakan dahyat di Beirut disebut akibat Amonium Nitrat, setidaknya 220 orang dilaporkan meninggal akibat kejadian tersebut.
Baca Juga
Menyusul kehancuran yang disebabkan ledakan yang disebut dari amonium nitrat di pelabuhan Beirut, muncul kekhawatiran secara global tentang penyimpanan zat kimia tersebut.
Advertisement
Bahan kimia ini banyak digunakan di seluruh dunia, tapi ada peraturan ketat tentang di mana bisa disimpan dan untuk berapa lama. Selain lokasi penyimpanan yang dirahasiakan.
Berikut adalah beberapa negara yang memiliki penyimpanan Amonium Nitrat, seperti dikutip dari BBC, Selasa (11/8/2020):
1. India
Hampir 740 ton dalam 37 kontainer Amonium Nitrat ini ada di India.
Lokasi penyimpanan ini terletak 700 meter dari permukiman warga dan 20 km dari Chennai, salah satu kota besar di India.
Amonium Nitrat ini telah disimpan selama lima tahun di negara bagian selatan Tamil Nadu. Pemerintah setempat tengah berjuang secara hukum melawan perusahaan yang mengimpornya dari Korea Selatan pada tahun 2015, yang mengklaim untuk tujuan pertanian.
Amonium Nitrat di India ini ditolak oleh bea cukai, dan investigasi menemukan bahwa perusahaan tidak memiliki lisensi yang valid. Lalu menjualnya ke invidu swasta yang tak dikenal dan perusahaan yang terlibat dalam pertambangan.
Sebagian kecil Amonium Nitrat ini dibuang setelah rusak akibat banjir pada 2015.
Dan 697 ton sisanya kini telah dilelang dan diangkut ke negara bagian tetangga Telangana.
Advertisement
2. Yaman
Jaksa Agung di Yaman telah memerintahkan investigasi kepada media yang melaporkan bahwa ada 100 kontainer Amonium Nitrat yang disimpan di pelabuhan selatan Aden
Menurut laporan, bahan kimia itu diimpor tiga tahun yang lalu dan disita oleh pasukan pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah yang diakui PBB.
Gubernur Aden Tariq Salam, mengatakan: "Pasukan yang dikerahkan di pelabuhan ini bertanggung jawab untuk menyimpan kargo berbahaya ini, yang diperkirakan termasuk 4.900 ton amonium nitrat yang disimpan di 130 kontainer pengiriman."
Tetapi Perusahaan Pelabuhan Aden Teluk Yaman mengatakan kontainer itu sebenarnya digunakan untuk menyimpan "urea organik, yang digunakan untuk pupuk pertanian".
"Mereka bukan bahan peledak atau radioaktif," katanya.
"Dan tidak dilarang untuk mengelola atau menyimpannya."
3. Irak
Pemerintah Irak juga telah memerintahkan peringatan segera mengenai bahan berbahaya itu di sejumlah pelabuhan dan bandara, dan menemukan Amonium Nitrat yang telah disimpan di bandara internasional Baghdad.
Seorang pejabat militer menuliskan pada Twitternya pada 9 Agustus lalu bahwa Direktorat Teknik Militer Kementerian Pertahanan Irak dengan aman telah memindahkan bahan berbahaya tersebut dari bandara internasional Baghdad ke gudang Direktorat Teknik Militer.
Advertisement
4. Australia
Jauh sebelum ledakan yang teradi di Beirut, orang-orang di Newcastle, New South Wales meminta agar simpanan Amonium Nitrat yang ada di jarak 3 km dari pusat kota untuk dipindahkan atau dikurangi.
Tapi Orica, sebuah perusahaan yang memasok bahan peledak ke industri pertambangan, mengatakan bahan peledak itu disimpan dengan aman di tempat yang "tahan api dan dibangun secara khusus dari bahan yang tidak mudah terbakar".
Dan pengawas keselamatan tempat kerja Australia Selatan, SafeWork SA, mengatakan Amonium Nitrat disimpan di 170 lokasi yang diatur dan dipantau ketat di seluruh wilayah.
5. Inggris
Sebuah investigasi dilakukan mengenai penyimpanan Amonium Nitrat yang ada di Lincolnshire, Immingham, dan beberapa pelabuhan lainnya yang ada di daerah Humber.
Associated British Ports (ABP), yang menjalankan situs tersebut, mengatakan pelabuhan Inggris harus mengikuti peraturan ketat dan memastikan zat berbahaya itu disimpan dan ditangani dengan aman.
Sementara itu, sebuah perusahaan yang berbasis di Pelabuhan Portsmouth, Portico, telah menarik pendaftaran mereka untuk menyimpan amonium nitat, dan mengatakan bahwa bahan kimia tersebut tidak akan dimasukan ke daerah tersebut.
Meski pernyataan itu muncul setelah ledakan di Beirut, perusahaan tersebut mengatakan mereka memiliki alasan bisnis untuk menolak itu.
Ketua Asosiasi Koordinasi Penanganan Kargo Internasional, Richard Brough, mengatakan Amonium Nitrat "diatur karena masuk dalam daftar zat berbahaya".
"Dengan sendirinya, itu zat yang relatif aman," katanya.
"Tapi yang menjadi masalah adalah saat terkontaminasi, misalnya dengan minyak."
Reporter: Yohana Belinda
Advertisement