Sukses

Wanita di Hubei China Kembali Positif Corona COVID-19 Setelah Berbulan-bulan Sembuh

Seorang wanita di Provinsi Hubei, China tengah, kembali dinyatakan positif Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Hubei - Seorang wanita di Provinsi Hubei, China tengah, kembali dinyatakan positif Virus Corona COVID-19. Padahal itu telah berbulan-bulan sembuh dari penyakit tersebut.

Menurut otoritas kantor pusat pengendalian dan pencegahan epidemi COVID-19 Jingzhou, pensiunan berusia 68 tahun itu kini mendapat perawatan setelah jatuh sakit pada 9 Agustus, dan hasil tes asam nukleat menunjukkan dirinya positif COVID-19.

Sebelumnya pasien tersebut pernah dikonfirmasi terjangkit COVID-19 pada 8 Februari, namun telah dinyatakan pulih selama berbulan-bulan, kata kantor pusat tersebut, menambahkan bahwa ini bukan kasus baru, seperti dilansir Xinhua, Kamis (13/8/2020).

Wanita itu kembali dirawat di ruang isolasi, dan semua orang yang pernah melakukan kontak dekat dengannya sudah dites dan hasilnya negatif COVID-19. Area rumah dan tempat-tempat yang pernah dikunjunginya juga telah didisinfeksi secara menyeluruh. 

Tidak ada bukti risiko penularan dari kasus yang kembali positif COVID-19 ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Vaksin COVID-19 Pertama Diklaim Rusia

Virus corona yang muncul pertama kali pada akhir tahun lalu di pasar hewan liar di Wuhan, China tengah, itu hingga kini belum ada penangkal atau vaksinnya.

Namun Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa 11 Agustus menyatakan bahwa Rusia menjadi negara pertama yang memberikan persetujuan pemerintah terhadap vaksin yang diproduksi oleh perusahaan farmasi dalam negeri dan siap digunakan untuk mengatasi pandemi.

Atas pernyataan Putin itu, Menteri Kesehatan Amerika Serikat Alex Azar mengatakan bahwa poin penting bukan siapa yang paling cepat menghasilkan vaksin corona tapi yang penting adalah keampuhan vaksin serta keamanannya bagi orang yang divaksin.

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn juga menyatakan pesimismenya atas vaksin yang diproduksi Rusia karena tak mengikuti tahap-tahap uji klinis pada manusia secara lengkap.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.