Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Afghanistan telah mulai membebaskan 400 tahanan Taliban yang terakhir. Hal ini pun membuka jalan bagi perundingan perdamaian yang telah lama tertunda.
Mengutip BBC, Jumat (14/8/2020), delapan puluh tahanan dibebaskan pada hari Kamis, kata para pejabat, atas beberapa kejahatannya termasuk serangan terhadap warga Afghanistan dan orang asing.
Advertisement
Pembebasan itu sebagai syarat untuk memulai negosiasi untuk mengakhiri konflik yang telah berjalan selama 19 tahun di negara itu.
Pembicaraan damai diharapkan akan dimulai di Qatar dalam beberapa hari.Â
Pembebasan itu dilakukan "untuk mempercepat upaya pembicaraan langsung dan gencatan senjata nasional yang langgeng", kata Kantor Dewan Keamanan Nasional Afghanistan dalam sebuah tulisan di Twitter.
Pada akhir pekan, majelis besar tetua Afghanistan menyetujui pembebasan 400 tahanan Taliban yang dituduh melakukan kejahatan "besar" setelah pihak berwenang pada awalnya menolak untuk membebaskan para militan.
Para tahanan termasuk sekitar 44 pemberontak yang menjadi perhatian khusus Amerika Serikat dan negara-negara lain karena peran mereka dalam serangan tingkat tinggi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Bahaya bagi Dunia
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memperingatkan bahwa pembebasan mereka adalah "bahaya" bagi dunia, lapor AFP.
"Sampai masalah ini, sudah ada konsensus tentang keinginan perdamaian tetapi tidak tentang pengorbanannya," kata Ghani.
Taliban digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan oleh invasi pimpinan AS pada tahun 2001.
Kelompok ini secara bertahap mendapatkan kembali kekuatannya untuk mengendalikan lebih banyak wilayah daripada titik mana pun sejak saat itu.
Awal tahun ini, AS dan Taliban menyetujui kesepakatan damai untuk mengakhiri konflik selama 19 tahun di Afghanistan.
Kesepakatan itu dimaksudkan untuk membuka jalan bagi pembicaraan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban, yang sebelumnya hanya setuju untuk berbicara dengan AS.
Negosiasi untuk AS dan Taliban telah sepakat bahwa 5.000 tahanan Taliban akan dibebaskan sebelum mereka mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan.
Ribuan orang dibebaskan namun, 400 lainnya tetap di penjara. Sekitar 150 dari mereka berada di hukuman mati, menurut AFP.
Langkah itu dilakukan ketika AS mengumumkan jumlah pasukannya di negara itu akan turun di bawah 5.000 pada November lalu.Â
Advertisement