Sukses

Ini Isu Penting yang Dibahas DK PBB di Bawah Presidensi Indonesia

Di bawah presidensi Indonesia, sidang DK PBB mengangkat sejumlah isu penting.

Liputan6.com, New York - Pada minggu kedua Presidensi Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB yakni pada 10 hingga 14 Agustus 2020, telah dilaksanakan berbagai pertemuan, dengan format virtual maupun pertemuan langsung di Markas Besar PBB di New York.

Mengawali minggu kedua Presidensi Indonesia, DK PBB mengadakan pertemuan yang membahas mengenai situasi di Guinea-Bissau.

Berbeda dengan pertemuan DK PBB lain yang dilaksanakan secara virtual, pertemuan ini dilakukan secara langsung di gedung Markas Besar PBB di New York, 10 Agustus 2020.

"Pertemuan secara langsung menunjukkan kesigapan DK PBB, di bawah Presidensi Indonesia, untuk menyesuaikan dengan fase pembukaan di New York dan terus bekerja melaksanakan kewajibannya, serta menyesuaikan diri dengan realitas global. Pertemuan in person tentunya secara ketat menerapkan panduan kesehatan di masa COVID-19 dari Sekretariat PBB dan otoritas setempat," ujar Wakil tetap RI untuk PBB di New York, Duta Besar Dian Triansyah Djani.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB

Di hari yang sama, DK PBB juga melaksanakan pertemuan secara virtual dengan negara-negara penyumbang pasukan di misi pemeliharaan perdamaian PBB di United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).

Pertemuan sangat penting mengingat perpanjangan mandat misi di Lebanon akan berakhir pada 31 Agustus 2020 dan proses negosiasi perpanjangan mandat telah dimulai.

Pada 11 Agustus 2020, DK PBB adakan pertemuan virtual membahas situasi di Lebanon, termasuk kondisi sosial politik, keamanan, dan ekonomi. Negara DK PBB telah menyampaikan rasa keprihatinan dan bela sungkawa kepada Rakyat dan Pemerintah Lebanon atas ledakan di Beirut pada 4 Agustus 2020.

Selain itu, DK PBB juga membahas lebih lanjut mengenai rencana perpanjangan mandat UNIFIL, yang mayoritas telah mendukung diperpanjangnya mandat untuk 12 bulan kedepan.

Terkait peran Indonesia di UNIFIL, Dubes Djani sampaikan: “Indonesia merupakan negara penyumbang pasukan terbesar di UNIFIL, dengan sekitar 1.254 personel. Indonesia bangga dapat berkontribusi langsung dalam pembahasan perpanjangan mandat misi yang sangat penting ini, terlebih di bawah kepemimpinan Indonesia di DK PBB untuk bulan Agustus."