Sukses

Hamas dan Israel Saling Serang, Rumah Warga Hancur

Selama pandemi COVID-19, konflik antara Israel dan Hamas relatif mereda. Kini, situasi kembali panas usai Uni Emirat Arab mengumumkan diplomasi bersama Israel.

Liputan6.com, Tel Aviv - Aksi saling serang terjadi antara Hamas dan Israel pada akhir pekan ini. Akibatnya, rumah warga dari kedua belah pihak hancur di tengah pandemi COVID-19.

Berdasarkan laporan AP News, Minggu (16/8/2020), kelompok Hamas menembak dua roket ke Israel pada pada konflik yang berlangsung pada Sabtu-Minggu malam, sebab Israel dituduh menyerang daerah milik petinggi militan Hamas.

Sistem pertahanan Iron Dome milik Israel berhasil mengintervensi roket itu. Namun, sisa roket merusak sebuah rumah di kota Sderot. Seorang pria berusia 58 tahun dilaporkan terluka ringan akibat pecahan kaca.

Terkait serangan Israel ke area militan Hamas, Israel berdalih sedang membalas serangan balon peledak dari Hamas. Belum ada laporan korban jiwa, tetapi rumah warga Palestina rusak parah.

Serangan balon dari Jalur Gaza mengakibatkan kerusahan ekstensif di wilayah Israel dalam beberapa hari terakhir. Serangan itu terjadi di tengah penolakan hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab dan Israel.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz memerintahkan agar zona nelayan di pantai Gaza ditutup sampai pemberitahuan berikutnya.

Hubungan diplomasi antara Uni Emirat Arab dan Israel diumumkan pekan ini oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Diplomasi antar UEA dan Israel diharapkan bisa memperkuat sektor investasi antar kedua negara. 

Pimpinan Palestina mengecam diplomasi tersebut. Sementara, AS mendorong agar Israel memperluas diplomasi dengan negara-negara Timur Tengah lain.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

AS Dorong Diplomasi Israel dan Negara Timur Tengah

Amerika Serikat telah menjembatani diplomasi antara Uni Emirat Arab dan Israel. Kedua negara yang menjalin hubungan diplomatik itu sepakat memperkuat hubungan di berbagai sektor.

Normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab dan Israel adalah yang pertama bagi dunia Arab sejak tahun 1990-an. Sebelumnya, Mesir dan Yordania sudah berdiplomasi dengan Israel.  

Penasihat senior presiden AS, Jared Kushner, optimistis ke depannya akan ada negara Arab lain yang ikut membuka hubungan diplomasi dengan Israel. 

"Ini adalah negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel sejak waktu yang lama, 26 tahun sejak Yordania. Kami berharap melihat ada lebih banyak negara yang melakukan hal sama," ujar Jared Kushner pada konferensi pers di Gedung Putih seperti dikutip Jumat 14 Agustus 2020.

Jared Kushner turut berkata bahwa Uni Emirat Arab dan Israel sudah termotivasi untuk segera berinteraksi dalam isu diplomatik. Hubungan antar masyarakat juga dinilai baik.

"Tidak ada warga Israel yang pernah membunuh warga Emirat, dan tidak ada kebencian di antara masyarakat," kata Kushner yang juga menantu Presiden Donald Trump.

"Saya percaya kita akan segera melihat interaksi secepatnya, dan kedua negara sangat termotivasi dari sudut pandang ekonomi, turisme, kesehatan, teknologi, untuk segera berjalan maju," ujar Kushner.

Pada pernyataan bersama antara AS, UEA, dan Israel, ada dorongan agar Israel memperluas hubungan diplomatik dengan negara-negara lain di Dunia Muslim ketimbang melakukan aneksasi Tepi Barat. Rencana aneksasi dianggap tak sesuai dengan Visi Perdamaian versi Presiden Donald Trump.

"Israel akan menangguhkan deklarasi kedaulatan pada area-area yang dipaparkan di Visi Perdamaian milik Presiden, dan fokus untuk menambah hubungan dengan negara-negara lain di Arab dan Dunia Muslim," tulis pernyataan bersama antara Presiden Donald Trump, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan Pangeran Abu Dhabi Sheikh Mohammed.