Liputan6.com, Moskow - Rusia mengatakan akan memulai uji klinis Fase 3 vaksin Virus Corona COVID-19 yang kontroversial pada pekan depan. Uji klinis ini akan melibatkan puluhan ribu orang.
Presiden Vladimir Putin telah menyatakan Rusia menjadi negara pertama yang mendaftarkan vaksin Virus Corona baru, meskipun pengumuman itu ditanggapi dengan hati-hati dari para ilmuwan dan Organisasi Kesehatan Dunia yang mengatakan masih memerlukan tinjauan keamanan yang ketat, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (21/8/2020).
Advertisement
Baca Juga
Dana kekayaan kedaulatan Rusia, yang membiayai proyek vaksin ini mengatakan, tes "imunogenisitas dan keamanan vaksin Sputnik V" akan dimulai pekan depan yang melibatkan lebih dari 40.000 orang.
Tes tersebut setara dengan uji coba Fase 3 yang sedang dijalani vaksin lain.
Kirill Dmitriyev, kepala Dana Investasi Langsung Rusia, mengatakan bahwa vaksinasi kelompok berisiko, termasuk tenaga medis, juga akan dimulai minggu depan atas dasar sukarela.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Permintaan Vaksin Rusia
Lebih dari 20 negara telah membuat permintaan untuk membeli lebih dari satu miliar dosis vaksin, katanya, seraya menambahkan bahwa Rusia memiliki perjanjian dengan beberapa negara untuk memproduksinya.
Dia mengatakan vaksinasi massal di Rusia diharapkan dimulai pada Oktober dan pengiriman luar negeri pertama dilakukan pada November atau Desember.
Vaksin yang namanya diambil berdasarkan satelit Soviet tahun 1950-an, diumumkan dengan meriah di Rusia, tetapi kemudian mendapat peringatan dari para ilmuwan Barat bahwa Moskow mungkin bergerak terlalu cepat.
Dmitriyev mengatakan skeptisisme mulai berkurang.
"Kami melihat ada perubahan nada yang signifikan dari WHO. Awalnya ya, mereka tidak memiliki cukup informasi tentang vaksin Rusia, sekarang informasi resmi sudah dikirim dan mereka akan mengevaluasinya," katanya.
Namun dia menambahkan: "Kami tidak melihat adanya hambatan bagi regulator individu untuk menyetujui vaksin Rusia tanpa persetujuan WHO."
Rusia telah mendaftarkan lebih dari 942.000 infeksi virus corona yang dikonfirmasi pada hari Kamis, jumlah tertinggi keempat setelah Amerika Serikat, Brasil, dan India, dengan lebih dari 16.000 kematian.
Advertisement