Liputan6.com, Jakarta- Dalam rangka mendukung diplomasi ekonomi yang dilaksanakan Perwakilan Indonesia di Hong Kong, seminar virtual "Riding Ups and Downs: Hong Kong – Indonesia Partnership" digelar pada 18 Agustus 2020, bekerja sama dengan Belt and Road Office Hong Kong.
Seminar virtual itu dihadiri oleh sekitar 1.000 peserta, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kemlu.go.id, Senin (24/8/2020).
Tak hanya itu, seminar tersebut pun menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan pemerintah dan pengusaha Hong Kong dan Tanah Air, antara lain adalah Chief Executive Hong Kong Carrie Lam, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Mahendra Siregar, dan Konsul Jenderal Indonesia di Hong Kong, Ricky Suhendar.
Advertisement
Sebagai fokus kerja sama Indonesia, Mahendra Siregar menekankan 3 hal utama, yaitu meningkatkan intensitas kerja sama perdagangan, pemanfaatan peluang yang belum tergarap, serta penguatan dukungan Pemerintah dalam bentuk insentif bagi dunia usaha.
"Saya mengundang seluruh sektor usaha Hong Kong dan Tiongkok mengambil peluang kerja sama perekonomian, perdagangan dan investasi dengan Indonesia. Pemerintah berkomitmen kuat untuk menciptakan iklim ramah investasi melalui reformasi hukum dan penyederhanaan birokrasi," ujar Mahendra.
Menurut KJRI Hong Kong, Hong Kong menempati urutan ketiga terbesar investor asing dengan US$ 1,8 miliar, pada semester I tahun 2020.
Bersama Tiongkok, total investasi keduanya mencapai US$ 4,2 miliar, kata KJRI Hong Kong.
KJRI Hong Kong juga menyebutkan, bahwa capaian tersebut merupakan cerminan dari total aliran investasi Hong Kong dan Tiongkok yang dalam beberapa tahun terakhir selalu masuk dalam 5 investor terbesar bagi Indonesia.
Catatan tersebut sekaligus menegaskan bahwa hubungan baik perekonomian antara Indonesia dan Hong Kong, serta Tiongkok tetap terjalin baik kendati di masa pandemi.
Saksikan Video Berikut Ini:
Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama
3 kerja sama strategis yang disampaikan Mahendra disambut baik oleh Secretary for Commerce and Economic Development Hong Kong, Edward Yau.
Ia juga menyatakan kesiapannya untuk mewujudkan kerja sama tersebut, baik dalam jangka pendek maupun menengah.
Termasuk pula dalam diskusi panel, para narasumber dan peserta dari kalangan pengusaha Indonesia dan Hong Kong juga menunjukkan komitmen yang sama dengan pemerintah, yakni sepakat untuk menindaklanjuti kerja sama ekonomi dari berbagai aspek keuangan, hukum dan promosi, menurut KJRI Hong Kong.
Konjen Ricky Suhendar menyampaikan 3 pesan utama yang menjadi pokok pembahasan diskusi, dalam penutup webinar.
Pertama, ia mengatakan bahwa modal hubungan baik antara Indonesia dan Hong Kong serta Tiongkok harus dapat dimanfaatkan lebih baik menjadi kerja sama yang saling menguntungkan.
Sementara yang kedua, menurutnya, situasi pandemi ini menuntut adaptasi dan inovasi untuk menghadapi tantangan dengan berbagai solusi sesuai dengan kondisi yang ada.
Dalam akhir, Konjen Ricky menyampaikan, "Terakhir, saya ingin menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara yang memiliki ekonomi outward looking, siap menyambut para investor untuk terlibat dalam berbagai proyek pembangunan di tanah air".
KJRI Hong Kong menyatakan, bahwa webinar "Riding Ups and Downs" merupakan salah satu upaya Indonesia untuk meningkatkan diplomasi ekonomi dengan negara-negara sahabat.
KJRI terus berupaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi dengan Hong Kong, walaupun investasi Hong Kong ke Indonesia relatif besar dan stabil dalam beberapa tahun terakhir.
Advertisement