Sukses

Ledakan Bom di Jolo Filipina Tewaskan 14 Orang, Ulah Abu Sayyaf?

Para pejabat militer mengatakan dua bom meledak dalam waktu satu jam di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina.

Liputan6.com, Jolo - Ledakan ganda menghancurkan sebuah kota di wilayah yang kerap bergolak di Filipina selatan, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 75 lainnya.

Dikutip dari laman BBC, Selasa (25/8/2020) para pejabat militer mengatakan dua bom meledak dalam waktu satu jam di Jolo, Provinsi Sulu.

Mereka menduga pemboman itu dilakukan oleh militan yang terkait dengan kelompok Abu Sayyaf.

Seorang juru bicara Presiden Rodrigo Duterte mengutuk serangan itu, yang terburuk yang pernah terjadi di negara itu tahun ini.

"Pihak berwenang sekarang sedang melakukan penyelidikan, termasuk mengidentifikasi individu atau kelompok di balik serangan pengecut ini," kata Harry Roque.

Belum ada yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Tetapi Filipina selatan telah mengalami lonjakan militansi ekstremis dalam beberapa tahun terakhir dan memiliki sejarah panjang atas kekerasan separatis itu.

Abu Sayyaf adalah salah satu kelompok militan terkecil dan paling kejam di Filipina selatan, yang dikenal karena aktivitas penculikan untuk tebusan dan kebrutalannya, termasuk pemenggalan kepala.

Dicantumkan oleh AS sebagai organisasi teroris, kelompok itu telah berjanji setia kepada apa yang disebut ISIS, dan telah melakukan penculikan terhadap orang asing dan orang Filipina.

Pemboman hari Senin kemarin terjadi setelah penangkapan awal bulan ini terhadap seorang pemimpin Abu Sayyaf di pulau selatan Mindanao.

Pasukan keamanan Filipina telah waspada terhadap kemungkinan serangan pembalasan.

 

Simak video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kronologi Ledakan Bom

Militer mengatakan ledakan pertama terjadi sekitar tengah hari (05:00 GMT) di jalanan yang sibuk di Jolo, ibu kota Sulu.

Letjen Corleto Vinluan mengatakan, alat peledak rakitan yang terpasang pada sepeda motor meledak di dekat truk militer di luar supermarket.

Ketika polisi dan tentara turun ke tempat kejadian, ledakan kedua meletus di jalan yang sama dalam waktu singkat kemudian.

"Seorang wanita pembom bunuh diri meledakkan dirinya sendiri saat seorang tentara menghentikannya memasuki daerah yang tertutup," kata Letkol Ronaldo Mateo, seorang juru bicara militer, kepada media lokal.

Delapan anggota pasukan keamanan dan enam warga sipil tewas, sementara 27 personel keamanan dan 48 warga sipil cedera dalam ledakan itu, kata laporan. Pelaku juga tewas.

Wali kota Jolo mengunci kota setelah ledakan dan penjaga Pantai Filipina mengeluarkan "peringatan merah" untuk Sulu dan beberapa daerah lain di dekatnya.

Ledakan itu terjadi tidak jauh dari lokasi serangan bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 20 orang di sebuah katedral Katolik pada Januari 2019. Pihak berwenang menyalahkan kelompok yang terkait dengan Abu Sayyaf.