Sukses

Menlu Amerika Serikat Mike Pompeo Kunjungi Sudan, Bahas Apa?

Pada Selasa (25/8), Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengunjungi Sudan dalam rangka membahas hubungan Sudan-Israel, hingga berlanjutnya dukungan AS bagi pemerintah peralihan yang dipimpin sipil.

Liputan6.com, Jakarta- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo mengunjungi Sudan pada Selasa (25/8/2020). Kunjungan Menlu Pompeo ke negara tersebut dilakukan di tengah pemerintahan Presiden Donald Trump yang mendesak negara-negara Arab agar menormalisasi hubungan dengan Israel.

Dikutip dari VOA Indonesia, dalam jadwal kunjungannya, Pompeo akan menghadiri pertemuan dengan PM Sudan Abdalla Hamdok dan Ketua Dewan Berdaulat Jenderal Abdel Fattah el-Burhan.

Selain membahas hubungan Sudan-Israel, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa Menlu Pompeo juga mencakup pembahasan tentang "Berlanjutnya dukungan AS bagi pemerintah peralihan yang dipimpin sipil" di Sudan.

PM Abdalla Hamdok resmi menjabat setelah militer menurunkan Presiden Omar al-Bashir menyusul protes yang berlangsung selama berbulan-bulan yang terus memuncak menentang pemerintahan 30 tahun al-Bashir.

Sehari sebelumnya, pada 24 Agustus, Pompeo memulai kunjungannya di Israel di mana ia menyatakan bahwa Negeri Paman Sam akan menjamin keunggulan militer Israel di Timur Tengah di bawah suatu kesepakatan senjata AS yang potensial dengan Uni Emirat Arab.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Hubungan Keamanan

Setelah pertemuannya dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, Menlu Pompeo menyampaikan, "AS memiliki ketentuan hukum terkait dengan keunggulan kualitatif militer. Kami akan terus menghormati itu".

Ia juga melanjutkan, "Tetapi kami juga memiliki hubungan keamanan 20 tahun lebih dengan Uni Emirat Arab, di mana kami memberi mereka bantuan teknis dan bantuan militer".

Kunjungan Menlu Pompeo ke Timur Tengah itu berlangsung setelah terjadinya kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab pada awal bulan ini, yang dibantu oleh Washington.

Perjanjian itu, menurut PM Netanyahu menandai era baru bagi kawasan Timur Tengah.

Tetapi Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas merespon kesepakatan tersebut dengan menyebutnya sebagai“pengkhianatan” bagi rakyat Palestina.

Kesepakatan antara kedua negara itu dianggap mendobrak tradisi di kalangan sebagian besar negara Arab yang tidak berdamai dengan Israel sebelum Israel dan Palestina mencapai perdamaian.

Menlu Pompeo dijadwalkan untuk mengunjungi Bahrain, Uni Emirat Arab dan Sudan dari 23 hingga 28 Agustus, dengan Iran, isu-isu keamanan regional, dan agenda utamanya yaitu "mendirikan dan memperdalam hubungan Israel di kawasan".