Liputan6.com, Manila - Seorang perempuan warga negara Indonesia (WNI) diduga menjadi salah satu pelaku bom bunuh diri gereja di Jolo, Filipina. Peristiwa yang terjadi pada Senin 24 Agustus itu menewaskan belasan orang.
Dugaan itu disampaikan Panglima Militer Filipina Letjen Cirilito Sobejana di media lokal Filipina ABS-CBN. Perempuan itu diduga merupakan istri dari pelaku bom bunuh yang pernah beraksi di kemah militer Filipina di Sulu.Â
Baca Juga
Pertarungan Antar Pelatih Timnas Indonesia dan Filipina: Shin Tae-yong Berada dalam Tekanan
Mary Jane Dipulangkan dari Indonesia, Filipina Lirik Pakta Pertukaran Tahanan dengan Negara Lain
Jelang Laga Timnas Indonesia vs Filipina di Piala AFF 2024: Marselino Kembali hingga Duet Hokky dan Struick yang Siap Cetak Gol
Sobejana berkata, pihak berwenang sedang melakukan pemeriksaan forensik kepada pelaku bom bunuh yang diduga berasal dari Indonesia.
Advertisement
KBRI Manila masih belum bisa memberi konfirmasi mengenai apakah pelaku memang WNI. Saat ini, KBRI melakukan monitoring pada investigasi yang dilakukan pemerintah Filipina.Â
Hingga saat ini otoritas setempat masih melakukan investigasi terhadap peristiwa tersebut, termasuk identifikasi pelaku. Jumlah korban tercatat 16 meninggal dunia 78 luka-luka.
"Kantor Perwakilan Indonesia di Filipina terus memonitor perkembangan kasus tersebut," ujar Agus Buana-Penhumas dan Media KBRI Manila kepada Liputan6.com, Rabu (26/5/2020).Â
Wilayah Jolo di selatan Filipina telah beberapa kali mengalami serangan bom bunuh diri selama beberapa tahun terakhir.
Tahun lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan perang melawan Abu Sayyaf usai ledakan bom di gereja Jolo.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pelaku 2 Wanita
Serangan bom ganda terjadi pada hari Senin di kota Jolo, Filipina selatan, sesuai dengan laporan komandan militer negara itu.Â
Tentara pemerintah di daerah itu pun kemudian ditempatkan dalam posisi "siaga tinggi".
Mengutip Al Jazeera, sedikitnya 14 orang yang meliputi tentara dan warga sipil tewas dalam serangan itu. Serangan tersebut juga melukai 75 orang lainnya di ibu kota Sulu, salah satu provinsi paling selatan negara itu yang dikenal sebagai benteng pertahanan kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
toritas setempat melaporkan bahwa serangan dilakukan oleh dua orang wanita yang melakukan bom bunuh diri.
Letnan Jenderal Cirilito Sobejana, panglima militer Filipina, mengatakan kepada berita digital ABS-CBN bahwa salah satu penyerang kemungkinan adalah seorang WNi yang merupakan istri dari pelaku bom bunuh diri Filipina pertama, yang meledakkan dirinya di luar kamp militer di kota Indanan di Sulu, pada tahun 2019.
Sulu adalah salah satu rangkaian pulau yang mayoritas penduduknya Muslim di barat daya negara yang mayoritasnya merupakan penganut Katolik Roma.
Sobejana mengatakan penyidik ​​telah mengumpulkan jasad tersangka untuk tes forensik, untuk menentukan pelaku yang merupakan warga negara Indonesia, dan siapa yang melakukan penyerangan.Â
Ada juga laporan bahwa salah satu penyerangnya adalah putri dari pasangan Indonesia yang berada di balik pemboman bunuh diri di gereja Katolik di Jolo pada Januari 2019 yang menewaskan lebih dari 20 orang.
Dua insiden tersebut yang letaknya tidak jauh dari gereja, adalah salah satu dari setidaknya enam bom bunuh diri dalam tiga tahun terakhir, sebuah modus serangan yang sebelumnya jarang terjadi di Filipina.
Advertisement