Sukses

Imbas Pandemi COVID-19, Sekolah di Kenya Jadi Peternakan Ayam hingga Ladang Sayur

Keputusan pemerintah Kenya untuk menutup semua sekolah hingga Januari mendatang karena pandemi Virus Corona COVID-19 telah membuat banyak sekolah swasta terbengkalai.

Liputan6.com, Kenya - Pemerintah Kenya memutuskan untuk menutup semua sekolah hingga Januari mendatang karena pandemi Virus Corona COVID-19. Langkah tersebut telah membuat banyak bangunan sekolah swasta terbengkalai.

Melansir BBC, Rabu (26/8/2020), contohnya saja ruang kelas di Sekolah Mwea Brethren, yang dulunya bergema dengan suara anak-anak belajar, sekarang dipenuhi dengan suara ayam berkokok. Papan tulis di ruang kelas yang dahulu berisi persamaan matematika, kini diganti dengan jadwal vaksinasi.

Joseph Maina, pemilik sekolah pusat di Kenya, harus beralih pekerjaan dengan memelihara hewan untuk mendapatkan uang karena dia tidak lagi mendapatkan penghasilan dari kegiatan mengajar. Keadaan seperti itu telah dirasakan Maina (dan seluruh tenaga pengajar) sejak bulan Maret, ketika semua sekolah diperintahkan untuk tutup.

Maina mengatakan bahwa ia masih harus membayar pinjaman dan harus bernegosiasi ulang dengan bank.

Pada awalnya, ia pasrah, namun ia dan seluruh tenaga pengajar di sekolah tersebut memutuskan harus melakukan sesuatu dengan memanfaatkan sekolah itu untuk bertahan hidup.

 

Saksikan Vidio Pilihan Berikut Ini:

2 dari 5 halaman

Keluarga Siswa Tak Bisa Bayar

Karena sekolah swasta yang mendidik sekitar seperlima anak Kenya bergantung pada bayaran sekolah untuk pendapatan mereka, maka semenjak penutupan mereka tidak dapat membayar staf. Hal itu dikarenakan banyak keluarga siswa yang memiliki masalah keuangan yang serius akibat pandemi COVID-19.

Menurut Asosiasi Sekolah Swasta Kenya (KPSA), sejumlah kecil sekolah diketahui telah berhasil melanjutkan pengajaran melalui pembelajaran online, tetapi biaya yang diperoleh hampir tidak menutupi biaya hidup pokok guru.

Menurut Kepala Eksekutif KPSA Peter Ndoro. sekitar 95% dari 300.000 anggota staf sekolah swasta dirumahkan tanpa digaji.

Selain itu, 133 sekolah terpaksa ditutup secara permanen.

 

3 dari 5 halaman

Mengubah Sekolah Jadi Lahan untuk Menghasilkan Uang

Untuk menghindari dampak yang drastis ini, Roka Preparatory, sekolah lain di Kenya tengah juga telah mengubah tempatnya menjadi sebuah peternakan. "Tidak pernah seburuk ini," kata James Kung'u, yang mendirikan sekolah itu 23 tahun lalu, kepada BBC.

Tak hanya peternakan ayam, di halaman sekolah yang tadinya taman bermain juga terlihat sayuran tumbuh. "Keadaan saya mirip dengan guru sekolah lain. Saya kesulitan mengisi bahan bakar mobil. Para guru dan siswa tidak lagi di sini. Secara psikologis, kami sangat terpengaruh," kata Kung'u.

Baik Mwea Brethren dan Roka hanya memiliki dua karyawan, yang membantu pekerjaan pertanian. “Ini bukan untuk kekayaan. Kami hanya nyaman. Setidaknya kami tidak bosan,” kata Pak Kung'u.

4 dari 5 halaman

Guru Tidak Memiliki Peran

Pemilik kedua sekolah swasta tersebut memang telah menemukan sumber pendapatan alternatif, namun mereka mengkhawatirkan nasib guru yang harus pergi tanpa bayaran selama lima bulan. Ini berbeda dengan staf di sekolah-sekolah yang dikelola pemerintah, yang telah menerima gaji mereka.

Pak Maina mengatakan beberapa guru di sekolahnya sempat meneleponnya untuk menanyakan apakah ada yang bisa mereka lakukan. "Tapi sayangnya kami bahkan tidak punya cukup makanan untuk diri sendiri," katanya. Akibatnya, banyak yang beralih ke profesi alternatif.

Macrine Otieno, yang mengajar selama enam tahun di sebuah sekolah swasta di ibu kota, Nairobi, diusir dari tempat tinggalnya setelah dia tidak mampu membayar sewa. Untuk melanjutkan hidupnya, dia mengambil pekerjaan sebagai pengasuh anak.

"Sejak kasus pertama pandemi di Kenya, dan sekolah ditutup, tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya telah berusaha sedikit untuk menemukan sesuatu untuk membiayai anak saya, tetapi itu tidak mudah," katanya kepada BBC.

Gloria Mutuku, seorang guru di Kenya bagian timur, memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha dan mengambil pinjaman untuk memulai bisnisnya menjual bahan makanan ketika sekolah tutup. Dia berharap bisnisnya bisa berjalan dengan baik dan tidak berencana untuk kembali mengajar bahkan jika sekolah dibuka kembali.

5 dari 5 halaman

Masih Jadi Pertanyaan Apakah Sekolah Swasta Dibuka Lagi

Sampai saat ini, masih menjadi pertanyaan apakah sekolah swasta akan dapat dibuka kembali, karena beradaptasi dengan Virus Corona COVID-19 dapat menimbulkan biaya tambahan. Untuk mengatasi keraguan tersebut, KPSA ingin pemerintah membantu menyelesaikan masalah keuangan melalui hibah sebesar $ 65 juta (£ 50 juta). Harapannya juga agar para guru tetap menjalankan profesinya.

"Ada kebutuhan pemerintah untuk mendukung sekolah swasta karena mereka memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap ekonomi dan benar-benar mengurangi pengeluaran pemerintah untuk pendidikan," kata Kepala Eksekutif KPSA Peter Ndoro.

"Jika uang tidak keluar, "beberapa sekolah mungkin tidak dapat bertahan", Ndoro memperingatkan.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul