Liputan6.com, Jakarta Korea Selatan dilanda Topan Bavi. Topan ini adalah salah satu yang terburuk di Korsel pada 2020.
Pada Rabu (26/8/2020) siang, Topan Bavi sudah menghantam Pulau Jeju. Administrasi Meteorologi Korea menyebut kecepatan topan ini mencapai 19 kilometer per jam dan kecepatan maksimumnya 45 meter per detik.
Advertisement
Baca Juga
Angin dengan kecepatan melewati 40 meter per detik bisa membalikan mobil dan batuan besar.
Kantor berita Yonhap melaporkan, seluruh Korea Selatan diperkirakan terdampak Topan Bavi. Daerah barat Korsel diprediksi bakal terdampak paling parah karena topan ini melewati Laut Kuning.
Wilayah tenggara Korea Selatan juga sudah mengalami hujan deras dan angin kencang. Bandara Internasional Jeju membatalkan 330 penerbangan hingga pukul 15.00 waktu setempat tadi.
Topan diperkirakan tiba di Seoul pada Kamis dini hari.
Pihak bandara berkata penerbangan baru bisa dilakukan tergantung lokasi topan dan keadaan cuaca. Pembatalan penerbangan juga dibatalkan di bandara Seoul, Gimhae, dan Ulsan.
15 feri yang dijadwalkan meninggalkan Jeju juga dibatalkan akibat topan ini. Ada hampir 2.000 kapal berada di pelabuhan Jeju.
Administrasi Meteorologi Korea memperingatkan agar masyarakat bersiap menghadapi topan ini. Pasalnya, topan bisa merusak fasilitas pembangkit daya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sekolah di Seoul Tutup Lagi Akibat Lonjakan Kasus COVID-19
Pemerintah Korea Selatan juga baru saja memerintahkan agar sekolah di Seoul dan sekitarnya ditutup. Murid-murid kini kembali belajar secara online.
Perintah penutupan ini karena ada lonjakan kasus COVID-19 di Korea Selatan. Dalam seminggu terakhir, beberapa kali kasus harian menembus 300, dan mayoritas kasus berasal dari Seoul.
Kementerian Pendidikan setempat hari ini mengumumkan bahwa semua murid sekolah di Seoul, Incheon, dan Provinsi Gyeonggi akan belajar secara online. Aturan ini berlaku hingga 11 September.
Murid TK juga harus belajar di rumah. Akan tetapi, senior SMA masih harus belajar di sekolah, sebab mereka akan ikut ujian masuk universitas pada awal Desember mendatang.
Korea Selatan sejak Mei lalu sudah membuka lagi sekolah. Protokol kesehatan juga dijalankan.
Namun, sejak dua minggu terakhir saja ada 150 murid, serta 43 guru dan staf yang dinyatakan positif COVID-19 di area Seoul.
Persebaran COVID-19 di Seoul melonjak karena dipengaruhi acara gereja Sarang Jeil. Acara itu melanggar protokol kesehatan dan banyak pesertanya yang positif COVID-19.
Advertisement