Sukses

Banjir di Afghanistan Tewaskan 100 Orang, Nyaris 500 Rumah Warga Hancur

Jumlah korban tewas akibat banjir di Afghanistan telah mencapai 100 orang, dengan sekitar 100 orang lainnya yang terluka dan hampir 500 rumah hancur.

Liputan6.com, Charikar- Banjir bandang yang melanda Afghanistan telah menewaskan 100 orang, dan merusak ratusan rumah warga yang berlokasi di dekta kota Kabul, menurut otoritas setempat. 

Petuga penyelamat juga masih terus berupaya untuk mencari orang-orang yang selamat di reruntuhan bangunan yang rusak akibat banjir itu. 

Dikutip dari AFP, Kamis (27/8/2020), jumlah korban tewas akibat banjir telah mencapai 100 orang, dengan sekitar 100 orang lainnya yang terluka dan hampir 500 rumah hancur, menurut Kementerian Manajemen Bencana Afghanistan.

Di Charikar, pasukan penyelamat telah mengevakuasi puluhan korban dari puing-puing bangunan yang runtuh setelah hujan lebat memicu banjir bandang pada malam hari.

Dalam bencana banjir itu, pejabat dan saksi mata mengatakan banyak anak-anak yang tewas di antara para korban tewas lainnya.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

11 Anggota Keluarga Tewas

Warga setempat, yang merupakan seorang petani (45 tahun) Mohamed Qasim, mengatakan kepada AFP bahwa 11 anggota keluarganya tewas dalam bencana banjir tersebut.

"Adik saya, suaminya, dua putri mereka dan anak-anak mereka semua tidur di satu rumah," cerita Qasim.

"Ketika banjir melanda, rumah itu ambruk dan menimpa mereka. Sebelas anggota keluarga saya tewas, kebanyakan dari mereka adalah keponakan saya," terang Qasim.

Tumpukan batu dari bangunan yang hancur dilaporkan tampak berserakan di seluruh kota.

Bahkan, jalan-jalan juga tampak tertutup oleh lumpur dan puing-puing serta mobil-mobil yang terbalik karena dihantam banjir itu.

Warga yang masih khawatir di beberapa bagian Charikar, berkumpul untuk melihat apakah petugas penyelamat dapat membawa pulang kembali keluarga mereka dari reruntuhan.

Selain itu, laporan AFP juga mengatakan bahwa banyak penduduk berdiri di atas atap di bawah hujan lebat yang kian mengguyur, sambil memegangi barang-barang mereka yang masih bisa diselamatkan.