Sukses

Jaksa Ungkap Nama Polisi Penembak Jacob Blake di Wisconsin

Jaksa telah mengumumkan nama polisi pelaku penembakan terhadap Jacob Blake, warga kulit hitam AS yang tewas di tangan petugas.

Liputan6.com, Milwaukee - Jaksa Agung Wisconsin telah mengumumkan nama petugas yang menembak pria kulit hitam Jacob Blake pada Minggu 23 Agustus, yang kemudian memicu demonstrasi berhari-hari. Dia adalah Rusten Sheskey.

Mengutip laman BBC, Kamis (27/8/2020), Josh Kaul mengatakan, Rusten Sheskey menembak Blake sebanyak tujuh kali dari belakang saat dia hendak membuka pintu mobilnya.

Kaul menginformasikan tentang penyelidikan yang sedang berlangsung atas penembakan tersebut.

Kronologi kejadian bermula ketika petugas dipanggil ke sebuah alamat pada Minggu malam setelah seorang wanita melaporkan keberadaan pacarnya di mana ia tak seharusnya berada di sana. 

Pengacara Blake mengatakan dia tengah mencoba untuk "melerai insiden rumah tangga" ketika polisi mulai menarik senjata mereka.

Sementara di sana mereka mencoba untuk menangkap Blake, awalnya menggunakan taser untuk melawannya. Setelah Blake membuka pintu mobilnya, Petugas Rusten Sheskey - yang telah berada di Departemen Kepolisian Kenosha selama tujuh tahun - melepaskan tujuh tembakan ke punggung Blake.

"Tidak ada petugas lain yang menembakkan senjatanya," kata Kaul.

Blake sejak itu mengatakan kepada penyelidik bahwa dia memiliki pisau, dan Kaul mengatakan petugas "menemukan pisau dari lantai samping pengemudi" di mobilnya. Mereka tidak menemukan senjata lain di dalam kendaraan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kerap Terjadi Belakangan

Jaksa Agung Wisconsin juga membahas kekerasan yang baru-baru ini terjadi di kota itu. Ia menyebutnya "tercela".

Ia mengatakan bahwa ada beberapa orang yang "terlibat dalam aktivitas merusak yang bukan dari kota Kenosha atau bukan dari negara bagian Wisconsin".

"Yang mereka lakukan hanyalah menciptakan kekacauan," katanya, menambahkan bahwa orang-orang Kenosha "berhak mendapat kesempatan untuk berduka, memprotes secara damai [dan] menyerukan perubahan yang ingin mereka lihat." 

Penembakan itu telah memicu gelombang protes dalam beberapa hari terakhir, beberapa di antaranya pun kemudian berubah menjadi kekerasan.

Seorang remaja berusia 17 tahun juga telah ditangkap pada hari Rabu setelah dua orang tewas, sedangkan seorang lainnya terluka di tengah kerusuhan pada Selasa malam.

Saat ini Blake sedang dalam pemulihan di rumah sakit dan dalam keadaan sadar, tetapi pengacaranya khawatir akan membutuhkan "keajaiban" baginya untuk bisa berjalan kembali.