Sukses

Pengungsi Suriah Repotkan Yordania

Pemerintah Yordania meminta bantuan dari komunitas internasional untuk membantu menangani pengungsi asal Suriah yang terus memasuki wilayah negara itu.

Liputan6.com, Amman: Pemerintah Yordania meminta bantuan dari komunitas internasional untuk membantu menangani pengungsi asal Suriah yang terus memasuki wilayah negara itu. Dalam pernyataan yang dilakukan bersama Badan Urusan Pengungsi PBB, pemerintah Yordania mengatakan saat ini mereka membutuhkan dana sekitar US$ 700 juta untuk mengatasi persoalan pengungsi asal Suriah ini. De

Angka ini telah jauh berubah dari angka yang diminta Yordania beberapa hari sebelumnya yaitu sekitar US$ 400 juta. Bantuan kemanusiaan sendiri saat ini terus diberikan secara intensif di sepanjang daerah perbatasan antara Yordania dengan Suriah. Pemerintah Yordania mengatakan telah berupaya mengatasi sejumlah persoalan dalam membantu para pengungsi yang masih bertambah.

Menteri Perencanaan Nasional Yordania, Jafar Hassan mengatakan jumlah pengungsi Suriah di Yordania terus bertambah dari yang semula ada 180 ribu pengungsi sekarang jumlahnya sudah mencapai sekitar 240 ribu pengungsi. Kondisi ini kata Hassan menimbulkan sejumlah persoalan karena mereka harus menyediakan air bersih dalam jumlah besar selain itu mereka juga perlu menyediakan pasokan listrik yang tidak sedikit.

Dia menambahkan bahwa pemerintah Yordania sudah tidak lagi bisa berbuat banyak membantu pengungsi yang jumlahnya terus membesar. Menurutnya apa yang mereka lakukan saat ini sudah mencapai batas yang mereka bisa. "Kami telah membuat usulan bersama ini untuk melanjutkan pemberian bantuan kemanusiaan bagi saudara kami warga Suriah," seperti dikutip BBC Indonesia, Ahad (2/9).

Permintaan pemerintah Yordania ini terjadi bersamaan dengan terus memburuknya pertempuran di Suriah. Beberapa waktu lalu Pemerintah Suriah mengatakan mereka telah memukul mundur pasukan pemberontak di Kota Aleppo sementara pasukan pemberontak mengatakan mereka juga meraih kemenangan di bagian timur negara itu.

Namun sejauh ini memang sulit mendapatkan sumber informasi netral yang bisa dipercaya untuk memverifikasi terkait klaim kedua kubu di Suriah tersebut.(ADO)
    Video Terkini