Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini, terdapat banyak perkembangan terkait vaksin COVID-19.
Mulai dari Rusia yang telah meluncurkan Sputnik V, India tengah bersiap untuk segera membuat Covishield dan banyak lainnya sedang dalam berbagai tahap uji klinis. Demikian seperti melansir dari situs The Health Site, Jumat (28/8/2020).Â
Advertisement
Baca Juga
Namun, tanggapan atau respons tubuh terhadap vaksin mungkin berbeda antara pria dan wanita. Hal ini mungkin karena respons kekebalan pria terhadap virus corona mungkin lebih lemah daripada wanita, seperti yang dinyatakan oleh sebuah penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Nature.
Penelitian ini, yang mengeksplorasi perbedaan gender dalam respon imun, menemukan bahwa sel-sel kekebalan wanita bekerja lebih cepat dan lebih kuat daripada sel-sel pria.
Menurut para peneliti studi ini, kemungkinan alasan di balik perbedaan ini mungkin karena tubuh wanita dilengkapi dengan sel untuk melindungi bayi yang baru lahir atau janinnya dari kuman.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Pria Butuh Dosis Lebih Banyak
Para penulis studi jurnal Nature menemukan bahwa wanita menghasilkan lebih banyak sel-T daripada pria.
Sel-sel kekebalan ini memainkan peran penting dalam melawan infeksi apa pun termasuk COVID-19. Mereka juga mempengaruhi penyebaran infeksi.
Para peneliti juga menemukan bahwa pria, terutama yang termasuk dalam populasi yang lebih tua, memiliki respons sel-T yang sangat lemah dan menderita bentuk infeksi COVID-19 yang lebih parah. Wanita yang lebih tua, di sisi lain (90 tahun), menunjukkan respon imun yang mengesankan.
Penemuan ini membuat penulis penelitian berspekulasi bahwa sementara satu suntikan vaksin mungkin cukup untuk pria dan wanita yang lebih muda, pria yang lebih tua mungkin memerlukan tiga dosis. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mencapai opini konklusif tentang perbedaan kemanjuran vaksin COVID-19 pada pria dan wanita.
Sebuah badan penelitian yang berkembang menunjukkan bahwa pria sebenarnya 'lebih lemah' dibandingkan wanita. Ini karena, sistem kekebalan mereka ditemukan lebih lemah daripada rekan wanita mereka, menurut bukti dari seluruh dunia. Namun mekanisme pertahanan tubuh yang lemah bukanlah satu-satunya faktor yang membuat pria lebih rentan terhadap infeksi COVID-19 dibandingkan wanita.Â
Advertisement