Sukses

Mantan Menteri Pertahanan Jadi Pilihan Favorit Warga Sebagai PM Jepang

Ishiba mendapat sekitar 34 persen dukungan publik, lebih dari dua kali lipat 14 persen dari Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam jajak pendapat menganti posisi Shinzo Abe.

Liputan6.com, Tokyo - Mantan Menteri Pertahanan Jepang Shigeru Ishiba adalah pilihan paling populer di kalangan publik untuk menjadi perdana menteri Jepang berikutnya.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (31/8/2020), jajak pendapat media menunjukkan pada Minggu, 30 Agustus, saat isu menggantikan Shinzo Abe ramai usai mantan PM Jepang mengundurkan dirinya secara tiba-tiba pekan lalu.

Ishiba mendapat sekitar 34 persen dukungan publik, lebih dari dua kali lipat 14 persen dari Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga yang merupakan pilihan terpopuler kedua, demikian disampaikan dari survei Kyodo News.

Jajak pendapat Nikkei dan TV Tokyo menunjukkan Ishiba dengan 28 persen dukungan, diikuti oleh Menteri Pertahanan saat ini Taro Kono dengan 15 persen. Suga berada di tempat keempat dengan 11 persen.

Survei tersebut menyoroti perpecahan antara opini publik dan politik internal Partai Demokrat Liberal.

Suga, seorang letnan lama dari Shinzo Abe dalam peran pendukung utama diharapkan mendapatkan dukungan dari faksi yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal LDP Toshihiro Nikai dan dari faksi besar lainnya.

Itu akan membuat perjuangan berat untuk Ishiba, seorang kritikus vokal pada masa pemerintahan Abe sebagai PM Jepang.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Kandidat Lain

Kandidat potensial lainnya, kepala kebijakan LDP Fumio Kishida, menempati posisi terakhir dalam kedua survei opini publik.

Pengumuman pengunduran diri Abe pada hari Jumat, mengutip memburuknya penyakit kronis, membuat sejumlah nama naik ke permukaan sebagai calon pengganti.

Presiden LDP hampir dijamin menjadi perdana menteri. Brad Glosserman, wakil direktur Pusat Strategi Pembuatan Aturan di Universitas Tama, mengatakan Suga adalah taruhan yang aman dalam hal dinamika internal LDP, tetapi mungkin tidak ideal pada waktu pemilihan. Pemilihan umum harus diadakan pada akhir Oktober 2021.

"Dia tampaknya tidak memiliki karisma atau visi untuk mendorong Jepang ke arah yang baru. Dia tampaknya menjadi Nomor Dua yang abadi. Dia memenuhi janji yang dibuat oleh bosnya," kata Glosserman.