Sukses

Wali Kota Portland: Donald Trump Pemicu Kebencian dan Perpecahan di AS

Berbicara kepada Donald Trump secara pribadi, Wali Kota Portland menyesalkan warga AS dipimpin oleh pembuat kebencian.

Liputan6.com, Oregon - Wali kota Portland yang merupakan polidtikus dari partai Demokrat mengatakan bahwa Presiden Donald Trump yang "menciptakan kebencian" dalam aksi demo di Gedung Putih menyusul penembakan terhadap pendemo yang menewaskan satu orang.

Berbicara pada konferensi pers, Wali Kota Ted Wheeler bertanya, "Apakah Anda benar-benar bertanya-tanya, Tuan Presiden, ini adalah pertama kalinya dalam beberapa dekade Amerika melihat kekerasan seperti ini terjadi?"

"Andalah yang menciptakan kebencian dan perpecahan. Andalah yang belum menemukan cara untuk menyebutkan nama-nama orang kulit hitam yang dibunuh oleh petugas polisi. Dan Andalah yang mengklaim bahwa supremasi kulit putih adalah orang baik ," lanjutnya, demikian dikutip dari laman CNN, Senin (31/8/2020).

"Kampanye yang menyarakan rasa takut ini terus dilakukan. Anda bakhkan menciptakan kebencian dan penghinaan di negara kita yang indah."

Komentar tegasnya muncul satu hari setelah seseorang ditembak dan dibunuh di pusat kota Portland setelah bentrokan antara pendukung Donald Trump dan pengunjuk rasa yang mengecam kebrutalan polisi.

Selama lebih dari 90 malam berturut-turut, pengunjuk rasa di Portland berkumpul melawan kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial.

Protes itu dipicu oleh pembunuhan George Floyd pada Mei lalu dan memanas setelah polisi menembak Jacob Blake akhir pekan lalu di Wisconsin.

Berbicara kepada Donald Trump secara pribadi, Wheeler menyesalkan bahwa "selama empat tahun kami harus hidup dengan Anda dan serangan rasis Anda terhadap orang kulit hitam."

"Kami belajar sejak awal tentang sikap seksis Anda terhadap wanita. Kami harus menanggung sikap Anda yang mengejek pria cacat. Kami harus mendengarkan serangan anti-demokrasi Anda terhadap jurnalis. Kami telah membaca tweet Anda yang mengecam warga sipil terhadap titik menerima ancaman pembunuhan, dan kami telah mendengarkan serangan Anda terhadap imigran," katanya.

"Kami telah mendengarkan Anda menyebut orang Meksiko sebagai 'pemerkosa'. Kami telah mendengar Anda mengatakan bahwa John McCain bukan pahlawan karena dia tawanan perang. Dan sekarang, Anda menyerang wali kota Demokrat dan institusi Demokrasi yang telah melayani bangsa ini dengan baik sejak bangsa ini didirikan."

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Kunjungi Kenosha, Donald Trump Akan Bertemu Keluarga Jacob Blake?

Presiden AS Donald Trump berencana akan mengunjungi kota di Wisconsin, yang telah menjadi kesaksian terjadinya kerusuhan lantaran seorang pria kulit hitam bernama Jacob Blake ditembak di bagian punggung oleh seorang polisi.

Donald Trump akan melakukan perjalanan ke Kenosha pada hari Selasa, kata Gedung Putih, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (31/8/2020).

Presiden AS itu akan bertemu dengan petugas penegak hukum dan menilai kerusakan dari protes baru-baru ini.

Jacob Blake lumpuh setelah ditembak tujuh kali oleh seorang petugas dan tidak jelas apakah dia akan berjalan lagi. Akibatnya, penembakan itu memicu demonstrasi kekerasan di Kenosha dan di kota-kota lain di seluruh AS.

Tahun ini telah terlihat protes yang meluas terhadap rasisme dan kebrutalan polisi atas kematian pria kulit hitam lainnya, George Floyd.

"Presiden akan bertemu dengan polisi setempat dan "memeriksa kerusakan akibat kerusuhan baru-baru ini", kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere.

Ditanya apakah presiden Donald Trump akan bertemu dengan keluarga Blake, Deere mengatakan jadwalnya masih belum dikonfirmasi.

Presiden AS tidak banyak bicara langsung tentang penembakan Minggu lalu.

Ketika ditanya pada hari Jumat silam apakah menurutnya petugas yang menembak Blake harus dituntut, presiden berkata: "Saya memeriksanya dengan sangat cermat. Saya akan mendapatkan laporan," menambahkan bahwa dia "tidak suka pemandangan itu."

Presiden Trump telah membuat undang-undang dan memerintahkan bagian penting dari upayanya untuk terpilih kembali tahun ini.

Dalam pidatonya di Konvensi Nasional Partai Republik, dia mengutuk "kerusuhan, penjarahan, pembakaran, dan kekerasan yang kita lihat di kota-kota yang dikelola mayoritas partai Demokrat."

Wisconsin adalah negara bagian yang mendukung Barack Obama sebanyak dua kali tetapi dimenangkan oleh Donald Trump pada tahun 2016 dengan lebih dari 20.000 suara.