Sukses

Hakim Lebanon Keluarkan 5 Surat Penangkapan Terbaru Terkait Ledakan di Beirut

Ratusan ton amonium nitrat telah disimpan dengan tidak aman di gudang dekat pelabuhan Beirut, Lebanon sehingga menyebabkan ledakan.

Liputan6.com, Beirut - Seorang hakim Lebanon yang memimpin penyelidikan atas ledakan pelabuhan di Beirut mengeluarkan surat perintah penangkapan baru pada Senin, 31 Agustus 2020 untuk dua pejabat dan tiga pekerja asal Suriah.

"Hakim investigasi Fadi Sawan menginterogasi direktur transportasi darat dan laut, Abdel Hafiz Kaissi, dan direktur pelabuhan, Mohammed al-Mawla," menurut sebuah laporan terbaru.

"Kemudian hakim Lebanon mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap mereka," demikian dikutip dari laman Daily Star, Selasa (1/9/2020).

Dia kemudian mempertanyakan dan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk tiga pekerja Suriah yang ditahan yang diduga melakukan pengelasan di gudang nomor 12 di pelabuhan, beberapa jam sebelum ledakan, sumber itu menambahkan.

Langkah itu menambah jumlah orang yang ditangkap dalam penyelidikan Lebanon terhadap ledakan besar di pelabuhan Beirut 4 Agustus lalu.

Sedikitnya 188 orang, melukai ribuan orang, dan memporak-porandakan kota.

Ratusan ton amonium nitrat telah disimpan dengan tidak aman di gudang selama setidaknya enam tahun, itu muncul setelah ledakan, memicu kemarahan yang meluas atas dugaan kelalaian resmi yang menurut banyak orang sebagai penyebab ledakan.

Sawan diharapkan memeriksa empat pejabat pelabuhan lagi pada hari ini, kata sumber itu.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Lebanon Tak Izinkan Badan Internasional Lakukan Penyelidikan

Masih belum jelas apa sebenarnya yang memicu ledakan tersebut. Sumber keamanan menyarankan pekerjaan pengelasan bisa memicu kebakaran yang memicu ledakan, tetapi beberapa pengamat menolak ini karena teori yang didorong oleh pihak berwenang.

Lebanon telah menolak penyelidikan internasional atas ledakan itu. Tetapi penyelidikan Lebanon dibantu oleh para ahli asing, termasuk dari Biro Investigasi Federal AS.

Prancis, yang termasuk di antara beberapa warganya yang tewas, telah meluncurkan penyelidikannya sendiri.