Sukses

Menlu Australia Tugaskan Pejabat Konsuler Bicara dengan Jurnalis yang Ditahan China

Seorang jurnalis Australia, Cheng Lai menghadapi penahanan di China.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang presenter kantor berita CGTN asal Australia, bernama Cheng Lai menghadapi penahanan di China. Kabar mengenai penahanan terhadap jurnalis Australia tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Australia pada 31 Agustus.

Penahanan itu, disebut sebagai pukulan baru bagi relasi kedua negara yang kian memanas dalam beberapa waktu terakhir, seperti dikutip dari AFP, Selasa (1/9/2020).

Masing-masing dari kedua negara memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke China dan Australia.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan, pada 14 Agustus bahwa negaranya telah menerima informasi bahwa Cheng Lai ditahan otoritas Beijing.

Dalam pernyataannya, Menlu Payne menerangkan, pejabat konsuler Australia telah ditugaskan untuk berbicara dengan Cheng Lai di fasilitas penahanan melalui sambungan video pada 27 Agustus dan menghubungi keluarganya.

Namun, Menlu Payne tidak memberikan rincian lebih lanjut soal penahanan tersebut.

Tetapi menurut penyiar televisi ABC, teman-teman Cheng Lai khawatir setelah dia berhenti menanggapi pesan dalam beberapa pekan terakhir.

Selain itu, setelah berita tentang penahanannya muncul, halaman situs CGTN yang menggambarkan Cheng Lai sebagai pembawa berita di program Jaringan Bisnis Global tidak lagi tersedia.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pernyataan yang Diwakili Keluarga

Menurut ABC, Cheng Lai ditahan sebagai tahanan rumah di sebuah lokasi yang tidak diumumkan secara publik. 

Maka dari itu, ABC menyebutkan hal tersebut sebagai suatu bentuk penahanan yang memungkinkan penyelidik menahanan dan menanyai tersangka hingga enam bulan tanpa mereka ditangkap secara resmi.

Pernyataan yang diwakili oleh pihak keluarganya pun diberikan oleh jurnalis tersebut. Pernyataan itu menyatakan, "Kami meminta Anda menghormati proses itu dan memahami tidak akan ada komentar lebih lanjut saat ini."

Hubungan antara kedua negara mulai memburuk, setelah Australia mulai bergerak melawan atas campur tangan politik China dan pengaruh menjajakan di Negeri Tirai Bambu tersebut.

China juga begitu geram dengan rencana Australia dalam penyelidikan internasional terkait asal-usul pandemi Virus Corona COVID-19, yang dimulai pertama kali di Kota Wuhan di China.

Sejak saat itu, langkah-langkah untuk mengekang impor utama Australia dan mendorong pelajar serta turis dilakukan oleh China.

Tak hanya itu, Australia juga memperingatkan warganya bahwa mereka dapat menghadapi risiko penahanan sewenang-wenang jika bepergian ke China.