Sukses

Jepang Akan Pilih Perdana Menteri Baru pada 16 September

Perdana menteri Jepang pengganti Shinzo Abe akan dipilih pada 16 September.

Liputan6.com, Tokyo - Penerus Shinzo Abe sebagai perdana menteri Jepang akan ditentukan pada 16 September mendatang. Partai Demokrat Liberal yang saat ini berkuasa akan memilih dulu ketua partai baru untuk mengganti Abe, setelahnya parlemen akan mengambil suara untuk mencari PM baru.

Dilaporkan Kyodo, Rabu (2/9/2020), Sekretaris Kepala Kabinet, Yoshihide Suga, dijagokan akan mendapat suara terbanyak di Partai Demokrasi Liberal. Suga selama ini merupakan tangan kanan Shinzo Abe.

Kompetisi untuk menjadi pemimpin partai akan resmi dimulai pada 8 September mendatang, kemudian, partai akan memilih pemimpin tanggal 14 September, barulah parlemen memilih perdana menteri.

Selain Suga, ada dua mantan menteri Jepang yang mengincar kursi kepemimpinan partai, yakni mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida dan mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba.

Ishiba menyadari bahwa kemungkinannya menang kecil, namun ia menyebut kehadiran alternatif kepemimpinan merupakan hal penting. Sementara, Kishida berkata maju sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

Faksi terbesar di Partai Demokrat Liberal yang memiliki 98 anggota telah berkomitmen untuk memilih Suga. 

Sosok yang terpilih menjadi ketua Partai Demokrasi Liberal sudah pasti akan menjadi perdana menteri mengingat partai itu menguasai parlemen.

Partai oposisi Jepang, yakni Partai Demokrasi Konstitusional, setuju untuk mengadakan sesi Diet (parlemen) istimewa dan memilih perdana menteri baru pada 16 September.

Shinzo Abe mundur pada bulan lalu karena masalah kesehatan. Perdana menteri Jepang yang baru akan berkuasa hingga 2021.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Donald Trump: Shinzo Abe PM Terhebat dalam Sejarah Jepang

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut Shinzo Abe sebagai perdana menteri hebat dalam sejarah Jepang, kata juru bicara Gedung Putih pada Minggu, 30 Agustus 2020.

Hal ini disampaikan beberapa hari setelah   perdana menteri Jepang mengatakan dia mengundurkan diri karena alasan kesehatan, demikian dikutip dari laman Channel News Asia.

Donald Trump mengatakan kepada Shinzo Abe bahwa dia telah melakukan "pekerjaan yang fantastis" dan bahwa hubungan antara kedua negara mereka lebih kuat daripada sebelumnya, kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere dalam sebuah pernyataan.

"Presiden menyebut Perdana Menteri Abe sebagai perdana menteri terhebat dalam sejarah Jepang," kata Deere.

Di pihaknya, Abe mengatakan kepada Trump bahwa penguatan aliansi kedua negara akan tetap ada, bahkan setelah keputusan untuk mengundurkan diri, menurut juru bicara pemerintah Jepang.

Media lokal Jepang melaporkan pada Minggu 30 Agustus bahwa Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga akan mengikuti pencalonan untuk menggantikan Shinzo Abe sebagai perdana menteri.

Pencalonan itu pun terjadi di tengah persaingan yang kian memanas untuk menggantikan pemimpin terlama di Jepang itu.

Suga, yang sudah lama menjabat sebagai letnan untuk Shinzo Abe dalam peran pendukung utama, sebelumnya telah membantah bahwa ia memiliki minat pada jabatan tertinggi di Negeri Sakura itu, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Sementara itu, pemerintahan Suga akan memperpanjang stimulus fiskal dan moneter yang menentukan jabatan Shinzo Abe yang hampir delapan tahun.

Pimpinan dari LDP pun hampir dijamin bakal menjadi perdana menteri karena mayoritas partai di majelis rendah parlemen.

Kantor berita Kyodo, melaporkan keterangan dari sebuah sumber yang enggan disebutkan namanya, bahwa Suga memutuskan untuk bergabung dalam pencalonan LDP dengan pertimbangan bahwa ia harus memainkan peran utama mengingat ekspektasi atas kemampuannya untuk mengelola krisis, seperti pandemi COVID-19 dan penurunan ekonomi terdalam di Jepang pascakrisis.

Suga dalam pencalonannya diketahui akan bersaing dengan kandidat lainnya, seperti mantan Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida dan Mantan Menteri Pertahanan Jepang, Shigeru Ishiba.