Sukses

Buntut Bentrokan Maut dengan China, India Perkuat Pasukan di Perbatasan

India terus memperkuat pasukan di sepanjang perbatasan yang disengketakan dengan China menyusul bentrokan terbaru kematian seorang tentara.

Liputan6.com, Ladakh - India terus memperkuat pasukan di sepanjang perbatasan yang disengketakan dengan China.

Dikutip dari The Guardian, Kamis (3/9/2020), hal itu dilakukan menyusul bentrokan terbaru antara pasukan dari kedua negara dan laporan kematian seorang tentara India.

Selain memperkuat pasukan dan infrastrukturnya di sepanjang bentangan barat perbatasan di Ladakh, India juga telah mengerahkan tambahan pasukan di sepanjang daerah perbatasan timur di negara bagian Arunachal Pradesh, yang diklaim Beijing sebagai Tibet Selatan, menurut pejabat regional.

Selama akhir pekan, ratusan anggota militer China (People’s Liberation Army) dilaporkan berusaha bergerak ke titik-titik strategis di tepi selatan Danau Pangong di timur Ladakh.

India mengklaim telah menggagalkan langkah tersebut dan mengklaim beberapa titik strategis di sepanjang pegunungan yang diperebutkan, 

Militer China menuding tentara India "secara serius melanggar integritas teritorialnya dan "masuk tanpa izin secara ilegal" melintasi perbatasan yang disengketakan, yang dikenal sebagai Line of Actual Control.

Meskipun muncul laporan terkait kematian dalam bentrok, China membantah adanya tentara India yang tewas.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Mengenang Tentara India yang Tewas

Menurut anggota parlemen Tibet yang tengah berada dalam pengasingan, Namgyal Dolkar Lhagyari, seorang tentara India keturunan Tibet yang tewas dalam bentrokan, Nyima Tenzin merupakan pemimpin regimen militer India, Pasukan Perbatasan Khusus (SFF) - unit tentara elit yang berpatroli di perbatasan Himalaya. 

Jenazah Tenzin dibawa ke kamp pemukiman Tibet yang berlokasi di dekat kota Leh di Ladakh, di mana istri dan dua anaknya tinggal, untuk dimakamkan secara agama Buddha.

Kematian Tenzin, korban pertama di perbatasan sejak tewasnya 20 tentara India di Lembah Galwan pada bulan Juni lalu, hingga saat ini diketahui belum dikonfirmasi oleh pemerintah India.

"Begitu sedihnya kemartiran tentara ini tidak diakui hanya karena dia orang Tibet," ungkap Lhagyari kepada The Guardian. 

Terdapat sekitar 100.000 orang yang berasal dari Tibet yang tinggal di pengasingan di India. 

Selain itu, banyak di antara mereka yang tinggal di Ladakh.

"Orang Tibet sangat menghormati pemerintah India dan negara tersebut, juga pengorbanan yang dilakukan oleh Nyima Tenzin karena cinta yang tulus untuk India dan rakyatnya," ujar Lhagyari.