Sukses

LaporCOVID-19 dan Pemprov DKI Gandeng Inggris Kembangkan Platform Data Corona di Jakarta

Kedutaan Besar Inggris Jakarta, LaporCOVID-19 dan Pemerintah DKI Jakarta merilis program terbaru mereka dalam kerja sama meningkatan

Liputan6.com, Jakarta - Untuk meningkatkan pengumpulan data dan penyebaran informasi Virus Corona COVID-19 di Indonesia, platform data LaporCOVID-19 dan Kedutaan Besar Inggris Jakarta pada Kamis (3/9/2020) meluncurkan tahap kedua dari proyek kemitraan mereka.

Menindaklanjuti Studi Persepsi Risiko di DKI Jakarta yang dirilis LaporCOVID-19, merupakan kegiatan yang disepakati antara Kedutaan Besar Inggris Jakarta, LaporCOVID-19, dan pemerintah Ibu Kota.

Dana untuk proyek kerja sama yang didukung oleh Kedutaan Besar Inggris tersebut bahkan mencapai £ 56.178 (Rp 987 juta), dalam upaya meningkatkan kemampuan platform tersebut di Indonesia.

Sebelumnya, pada 3 Juli 2020 lalu, kerja sama dengan Pemerintah Jawa Timur telah diluncurkan.

Selain dengan Jawa Timur dan DKI Jakarta, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins mengatakan bahwa kerja sama yang serupa juga akan dilakukan dengan Pemerintah Jawa Barat.

"Proyek ini merupakan bagian dari Program Digital Access milik Kedutaan Besar Inggris dan akan dijalankan bersama dengan Pemerintah Indonesia, dengan DKI Jakarta sebagai salah satu kawasan prioritas," kata Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.

"Saya sangat bangga melalui proyek ini, Inggris dan DKI Jakarta bersama-sama menangani masalah kritis COVID-19 dalam menangani risiko kesehatan masyarakat," ujar Dubes Owen Jenkins, saat menyampaikan sambutannya dalam acara peluncuran kerja sama LaporCOVID-19 dan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang digelar secara daring.

Owen Jenkins juga menerangkan, "Pengumpulan dan pengelolaan data adalah kunci untuk memitigasi risiko kesehatan masyarakat yang kita hadapi, terutama pada tahap memasuki normal baru yang kita coba lakukan di Jakarta seperti di banyak tempat di dunia."

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Sambutan dari Gubernur DKI Jakarta

Untuk menganalisa penanggulangan COVID-19, dikatakan bahwa Pemerintah DKI Jakarta sudah mengembangkan inovasi data pemantauan dan peta sebaran untuk menganalisa penanggulangan COVID-19. 

LaporCOVID-19 ini akan mengembangkan tata kelola data dan Pandemic Vulnerability Index atau "PVI", di DKI Jakarta berbasis Risk Perception Index atau "RPI" di tiap kelurahan dan berdasarkan kondisi sosial beserta kajian data lainnya.

"Di Jakarta, kami memegang beberapa prinsip dalam menghadapi pandemi ini. Pertama adalah transparansi sebagai kuncinya, sementara yang kedua adalah kolaborasi, karena kita perlu berkolaborasi dengan semua orang," tutur Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam sambutannya.

Adapun yang "Ketiga, yaitu kesediaan membuka pikiran untuk terus mempelajari hal-hal baru karena ini adalah pandemi jenis baru dalam sejarah modern," kata Anies.

"Ini pengalaman langka bagi kami. Oleh karena itu, kami yakin semakin banyak partisipasi masyarakat dalam berbagai aspek untuk memerangi COVID-19 merupakan hal yang penting. Dari partisipasi publik, seperti memastikan setiap orang menggunakan masker, menganalisis data, dan memberikan pembelajaran dari data besar yang dikumpulkan melalui kegiatan medis kami," imbuh Anies.

3 dari 3 halaman

Transparansi Data COVID-19

Inisiator Koalisi Masyarakat untuk COVID-19/LaporCOVID-19, Irma Hidayana mengatakan, bahwa Pemprov DKI merupakan salah satu provinsi yang sangat progresif terutama dalam transparansi data dan pengelolaan, dan juga melakukan praktek good governance dalam penanganan COVID-19. 

"Jadi kalau kita melihat memang banyak sekali statistik data COVID-19 yang ada di dalam Pemprov DKI ini yang sudah dibuka sejak awal, bahkan dari bulan Maret pun, bila saya tidak salah, angka kematian dengan COVID-19 itu sudah diterapkan," terang Irma Hidayana. 

Irma Hidayana melanjutkan, bahwa hal tersebut sangat penting bagi semua orang untuk melihat seberapa besar magnitude dari akibat pandemi.

"Ketika nanti masa pandemi sudah bisa kita lewati dengan selamat, kita sudah bisa membedakan besaran angka morbiditas dan juga mortalitas akibat pandemi versus sebelum pandemi atau setelah pandemi," jelas Irman Hidayana.