Sukses

Ketahuan ke Salon Saat Pandemi COVID-19, Ketua DPR AS Merasa Dijebak

Ketua DPR AS Nancy Pelosi merasa dijebak pemilik salon. Ia ketahuan melakukan perawatan rambut tanpa masker saat pandemi COVID-19.

Liputan6.com, San Fransisco - Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ketahuan pergi ke salon di tengah pandemi COVID-19. Pelosi juga ketahuan tak pakai masker, padahal selama ini ia meminta warga memakainya. 

Kunjungan Nancy Pelosi ke salon terkuak ketika pemilik salon memberikan rekaman CCTV ke media. Dalam video itu, tampak Nancy Pelosi dengan rambut basah berjalan di dalam salon tanpa masker.

Nancy Pelosi mengaku tidak tahu ada aturan dilarang pergi ke salon. Ia berdalih dijebak pemilik salon. 

"Mereka bilang kami bisa mengakomdasi satu orang tiap waktu, dan kita bisa menjadwalkannya. Saya percaya itu. Ternyata itu jebakan. Saya bertanggung jawab karena masuk jebakan itu," ujar Nancy Pelosi dalam konferensi pers seperti dikutip Kamis (3/9/2020).

Ironisnya, salon itu berlokasi di San Fransico, daerah tempat Nancy Pelosi terpilih jadi wakil rakyat. 

Pihak salon berkata Nancy Pelosi meminta agar tirai salon ditutup saat ia berkunjung.

Kunjungan Nancy Pelosi yang merupakan politikus Partai Demokrat itu diterpa kritikan tajam oleh kubu Partai Republik. Presiden AS Donald Trump kembali memanggil ketua DPR dengan sebutan "gila" dan mengajak masyarakat agar tidak memilih Nancy Pelosi dalam pemilihan mendatang. 

"Nancy Pelosi Gila sedang dihantam karena membuka salon kecantikan, sementara yang lainnya tutup, dan karena tidak memakai masker, meski terus-terusan menguliahi orang lain," ujar Donald Trump via Twitter.

Sebelumnya, Ketua DPR ini juga pernah menuai kontroversi karena menampilkan kulkasnya yang dipenuhi es krim dan coklat ketika awal pandemi. Hal itu Pelosi lakukan dalam wawancara dengan James Corden. Aksi Pelosi dikecam kubu Donald Trump karena dianggap tidak simpatik saat banyak orang kesulitan akibat COVID-19.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Survei: Joe Biden Unggul Telak dari Donald Trump di Pilpres AS 2020

Survei terbaru pada Reuters/Ipsos menunjukan bahwa capres Joe Biden dari Partai Demokrat masih unggul dari capres petahana Donald Trump. Joe Biden tercatat mendapat 47 persen dukungan. 

Posisi Presiden Donald Trump cukup jauh di belakang Biden, yakni dengan 40 persen suara. Survei ini menjaring pendapat dari 4.428 warga Amerika Serikat.  

Menurut laporan CNN, Senin 31 Agustus 2020, Joe Biden selalu konsisten unggul di semua polling. Mayoritas malah menyebut Joe Biden unggul hingga 50 persen. 

Survei itu dilakukan pada 19-25 Agustus kemarin secara online. Sebanyak 1.726 pemilih Partai Demokrat, lalu 1.626 pemilih Partai Republik, dan 344 pemilih independen ikut terlibat.

Salah satu pertanyaan bagi responden adalah siapa yang akan mereka pilih jika pilpres berlangsung saat ini. Hasilnya, 47 persen memilih Joe Biden dan 40 persen Donald Trump.

Dalam survei itu, Donald Trump juga kalah dari kalangan pemilih independen. Hanya 25 persen pemilih independen memilih Trump, sementara Biden mendapat 38 persen dukungan. Sisanya masih tidak yakin atau memilih kandidat alternatif.

Popularitas Donald Trump kuat di bidang ekonomi dan pekerjaan. Kelemahan Trump berada dalam penangangan COVID-19.

Secara keseluruhan, 55 persen warga AS tidak mendukung pekerjaan Trump sebagai presiden. Responden yang mendukung Trump hanya 41 persen.

Sebagai catatan, lembaga survei memprediksi Donald Trump kalah dalam pilpres AS 2016. Hingga H-1 pencoblosan, Hillary Clinton masih diprediksi akan menjadi presiden, namun sejarah berkata lain.