Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menanggapi penyataan dari Pentagon dalam laporan Military and Security Development Involving the People’s Republic of China 2020.
Dalam laporan itu, Pentagon menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang dianggap China sebagai lokasi bagi fasilitasi logistik militer.
Menanggapi laporan ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi secara tegas menyampaikan fakta sebenarnya.
Advertisement
Baca Juga
"Secara tegas, saya ingin menekankan bahwa sesuai dengan garis dan prinsip politik luar negeri Indonesia, maka wilayah Indonesia tidak dapat dan tidak akan dijadikan basis atau pangkalan maupun fasilitas militer bagi negara manapun," ujar Retno dalam press briefing secara virtual pada Jumat (4/9/2020).
Selain itu, dalam laporannya Pentagon juga memperkirakan Tiongkok akan menggandakan jumlah cadangan hulu ledak nuklirnya selama dekade berikutnya, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.
Pada saat itu, China diprediksi meningkatkan kemampuan senjata nuklirnya untuk melakukan serangan nuklir melalui darat, laut dan udara.
Laporan tahunan Pentagon "Kekuatan Militer China" kepada Kongres yang dirilis pada Selasa 1 September mengatakan, modernisasi dan perluasan kekuatan nuklir China merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengimbangi dan bahkan melampaui militer Amerika pada 2049 sebagai kekuatan dominan di kawasan Indo-Pasifik.
Laporan itu mengatakan, jumlah hulu ledak nuklir China saat ini diperkirakan melebihi 200 termasuk yang bisa dipasang ke rudal balistik yang mampu mencapai Amerika.
Â
Simak video pilihan berikut:
Pernyataan Pentagon Pertama Soal China
Wakil Asisten Menteri Pertahanan Chad Sbragia, mengatakan kepada wartawan minggu ini, laporan itu merupakan yang pertama kalinya Pentagon menyatakan jumlah hulu ledak China.
"Kita jelas prihatin dengan jumlahnya, juga lintasan perkembangan besar-besaran nuklir China," kata Sbragia.
Senjata nuklir AS yang diperkirakan memiliki 3.800 hulu ledak berstatus aktif, jauh melampaui persenjataan China. AS memiliki kapal selam dan pesawat yang mampu mengirim serangan nuklir, bersama dengan rudal balistik antarbenua ke daratan.
China tidak memiliki kemampuan untuk meluncurkan senjata nuklir dari udara, tetapi Pentagon mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) secara terbuka akhir tahun lalu mengungkapkan pembom H-6N sebagai pesawat pengebom nuklir pertamanya yang bisa mengisi bahan bakar di udara.
Advertisement