Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI menyatakan sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan ABK di beberapa kapal telah sembuh dari Virus Corona COVID-19.
Dalam data pada Selasa (8/9/2020) per pukul 08.00 WIB itu, Kemlu RI tidak mencatat adanya infeksi baru Virus Corona COVID-19 yang dialami WNI di luar negeri.
Baca Juga
"Sejumlah WNI yg merupakan ABK di bbrp kapal sembuh dari COVID19. Total WNI terkonfirmasi di luar negeri adalah 1386: 964 sembuh, 119 meninggal & 303 dlm perawatan," tulis @Kemlu_RI via Twitter.
Advertisement
#SahabatKemlu, berikut Perkembangan #COVID19 di Dunia & Pelindungan WNI per 08/09 pkl 08.00 WIB. Sejumlah WNI yg merupakan ABK di bbrp kapal sembuh dari COVID19. Total WNI terkonfirmasi di luar negeri adalah 1386: 964 sembuh, 119 meninggal & 303 dlm perawatan.#IniDiplomasi pic.twitter.com/Z0Gihu7ewG
— MoFA Indonesia (@Kemlu_RI) September 8, 2020
Di kapal pesiar, Kemlu RI mencatat ada sebanyak 185 WNI yang positif COVID-19 dengan 170 pulih, 9 orang masih dalam perawatan, dan 6 orang telah meninggal dunia.
Menurut Kemlu RI, total kasus Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai 27 juta.
Saksikan Video Berikut Ini:
Spanyol Laporkan 500 Ribu Kasus COVID-19
Di Spanyol, data dari Kemlu RI menunjukkan bahwa terdapat 13 WNI yang positif COVID-19. Tetapi kini, semua WNI tersebut telah dinyatakan pulih.Â
Dikutip dari AFP, data Kementerian Kesehatan Spanyol menunjukkan bahwa total kasus Virus Corona COVID-19 di negara tersebut telah melampaui setengah juta.Â
Negara dengan penduduk sekitar 47 juta orang tersebut telah mencatat 525.549 kasus yang dikonfirmasi, dan 29.516 kematian akibat Virus Corona COVID-19, sejak kasus pertama kali ditemukan pada 31 Januari di pulau terpencil La Gomera di Canaries, menurut Kementerian Kesehatan Spanyol.
Menurut data resmi yang dilaporkan AFP, hal itu membuat Spanyol memiliki tingkat infeksi per kapita sekitar dua kali lipat dari Prancis dan Italia.
Kelonjakan dalam infeksi COVID-19 terjadi di Spanyol sejak langkah-langkah lockdown sepenuhnya dicabut pada akhir bulan Juni. Peningkatan kasus juga sering dikaitkan dengan kembalinya hiburan malam dan aktivitas masyarakat lainnya.
Spanyol telah mencatat rata-rata 7.000 hingga 8.000 kasus baru COVID-19 per hari, selama dua pekan terakhir, di mana sekitar sepertiganya berada di wilayah Madrid.
Selain itu, kasus tanpa gejala juga menyebabkan proporsi hasil positif jauh lebih besar, sementara sebagian besar karena peningkatan pengujian.
"Situasinya jauh lebih baik tetapi kami tetap berada dalam tahap peningkatan," ungkap koordinator darurat Kementerian Kesehatan Spanyol, Fernando Simon.Â
Peningkatan infeksi juga dilaporkan terjadi ketika Spanyol membuka kembali sekolah-sekolah setelah ditutup pada bulan Maret.Â
Kendati demikian, pemerintah di negara tersebut telah menerapkan beberapa langkah untuk menekan risiko infeksi di sekolah, termasuk mewajibkan penggunaan masker bagi siapa pun yang berusia enam tahun ke atas dan mencuci tangan secara rutin.
Bulan lalu, Spanyol juga sempat memerintahkan klub malam dan bar untuk menutup dan mempersingkat jam buka restoran dalam upaya mengekang peningkatan infeksi.
Advertisement