Sukses

Jepang Mulai Kampanye Pengganti PM Shinzo Abe

Pada Selasa (8/9/2020), kampanye resmi untuk pemilihan pengganti Perdana Menteri Shinzo Abe telah dimulai di Jepang.

Liputan6.com, Tokyo- Kampanye resmi untuk pemilihan pengganti Perdana Menteri Shinzo Abe telah dimulai di Jepang pada Selasa 8 September 2020.

Pada pekan lalu, Ketua Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga (71 tahun) secara resmi mengajukan pencalonannya untuk kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP).

Suga bersaing dengan kompetitornya yang lebih muda, yaitu Mantan Menteri Pertahanan Jepang Shigeru Ishiba dan Mantan Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, keduanya berusia 63 tahun, seperti dikutip dari Associated Press, Selasa (8/9/2020).

Kandidat yang memenangkan pemungutan suara dalam pemungutan suara pada 14 September mendatang, akan menjadi Perdana Menteri Jepang berikutnya.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Janji dari Para Kandidat

Suga merupakan figur disukai di kalangan kelas berat partai sebagai kandidat terbaik untuk melanjutkan kebijakan Abe. 

Dalam survei opini di surat kabar, menunjukkan popularitas Suga melampaui Ishiba di kalangan publik.

Suga pun memberikan janjinya untuk menjalankan tantangan yang ditinggalkan oleh Abe, termasuk langkah-langkah terkait penanganan Virus Corona COVID-19, dampak ekonomi, dan mengejar aliansi keamanan Jepang-AS.

"Saya akan menggantikan kebijakan Perdana Menteri Abe dan menjalankannya untuk ke depan," ujar Suga dalam acara pidato kandidat.

"Saat kita menghadapi krisis nasional, kita tidak boleh membiarkan adanya kekosongan politik, dan tidak ada waktu untuk disia-siakan," lanjut Suga.

Ishiba, kini memperebutkan kepemimpinan partai untuk keempat kalinya. Ia juga diketahui yang sudah sejak lama dipandang sebagai pesaing Shinzo Abe.

Ishiba menyerukan perubahan pada langkah-langkah ekonomi Abenomics untuk lebih memfokuskan dukungan terhadap usaha kecil dan masyarakat berpenghasilan rendah, serta daerah pedesaan.

Sementara kandidat lainnya, yaitu Kishida, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Kebijakan Partai, menyatakan bahwa dirinya berusaha menjadi pemimpin yang lebih berhati-hati untuk mendengarka suara rakyat daripada yang dilakukan Shinzo Abe.

Selain itu, ia juga mengatakan akan memprioritaskan kebijakan ekonomi untuk mengatasi kesenjangan.