Sukses

Menlu Retno: 296 Pengungsi Rohingya di Lhokseumawe Non-Reaktif COVID-19

Kemlu RI memberikan updatenya terkait kedatangan 296 migran etnis Rohingya di Gampong Ujong Blang, Kota Lhokseumawe, Aceh.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi memberikan updatenya terkait kedatangan 296 pengungsi Rohingya di Gampong Ujong Blang, Kota Lhokseumawe, Aceh pada 7 September 2020.

Saat ini, pengungsi Rohingya tersebut telah ditampung di BLK Meunasah, Lhokseumawe, yang merupakan tempat yang sama yang digunakan untuk penampungan 99 pengungsi Rohingya sebelumnya.

Para pengungsi tersebut, menurut Menlu Retno Marsudi, terdiri dari 105 orang laki-laki, dan 191 orang perempuan yang mayoritas berumur di bawah 18 tahun. Kelompok usia di bawah 18 tahun itu mencapai 183 orang. 

Menlu Retno Marsudi kemudian memaparkan pendataan awal terhadap para migran tersebut. Mereka diketahui berasal dari kamp pengungsi di Cox’s Bazaar, di Bangladesh. 

Sementara "119 orang diantaranya mengaku telah memiliki status pengungsi dari UNHCR; dan hal ini akan diverifikasi langsung oleh UNHCR Indonesia," terang Menlu Retno Marsudi, dalam press briefing virtual yang digelar Kemlu RI pada Sabtu (12/9/2020).

Ia pun melanjutkan, bahwa "Saat ini UNHCR Indonesia sedang melakukan regitrasi dan verifikasi kepada para irregular migrants dan tentunya bekerjasama dengan UNCHR Bangladesh".

Rapid test Virus Corona COVID-19 juga tidak lupa dilakukan untuk para migran Rohingya tersebut. Menlu Retno menyatakan, bahwa semua hasil tes itu dinyatakan non-reaktif.

Ia juga menekankan bahwa keputusan Tanah Air untuk sementara menampung ratusan migran Rohingya itu adalah atas dasar kemanusiaan. 

"Keputusan kita untuk sementara menampung para pengungsi ini adalah atas dasar kemanusiaan dan mengatasi situasi darurat," jelas Menlu Retno Marsudi.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

3 Orang Pengungsi Dinyatakan Telah Meninggal Dunia

Para migran Rohingya tersebut diketahui sudah berada di laut selama 7 bulan lamanya. Selain itu, Menlu Retno Marsudi juga menyebutkan bahwa terdapat 3 orang pengungsi yang meninggal dunia. 

Penyebab kematian itu diduga karena kelelahan, penyakit beri-beri, dan kondisi tubuh yang melemah akibat perjalanan laut yang cukup lama, menurut Menlu Retno Marsudi.

Menanggapi hal itu, pihak berwenang melakukan swab test kepada tiga orang tersebut, dan hasilnya berujung negatif.

Tidak sampai disitu, Menlu Retno bahkan juga mengangkat isu mengenai irregular migrants Rohingya tersebut di berbagai pertemuan AMM/PMC.

Menlu Retno menyatakan, "Saya telah tekankan kembali kepada Pemerintah Myanmar untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini dari akar nya, dan mendesak perlunya upaya konkrit untuk..melalui repatriasi yang aman, sukarela, bermartabat dan sustainable ke tempat asal mereka di Rakhine State".

"Selain itu, kita juga mendesak perlunya responsibility sharing khususnya oleh negara-negara pihak Konvensi Pengungsi 1951, organisasi-organisasi internasional, dan LSM yang selama ini memiliki perhatian terhadap isu ini, untuk berkontribusi secara nyata dalam menangani pengungsi dinegara-negara transit seperti di Indonesia," tambahnya.