Liputan6.com, Jakarta- Presiden AS Donald Trump mengklaim "lima atau enam" negara Arab akan siap untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.Â
"Kami sejauh ini sudah berjalan dengan sekitar lima negara, lima negara tambahan," ungkap Presiden Trump, seperti dikutip dari AFP, Rabu (16/9/2020).Â
Pernyataan itu ia sampaikan saat menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Oval Office, Gedung Putih, menjelang upacara penandatanganan perjanjian damai antara Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain yang ditengahi oleh AS.Â
Advertisement
"Kita akan memiliki setidaknya lima atau enam negara yang bergabung dengan sangat cepat, kita sudah berbicara dengan mereka," jelas Presiden Trump.
Presiden Trump tidak menyebutkan secara lanjut nama negara tambahan tersebut.
Tetapi selama pembicaraan bilateral terpisah dengan Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed Al-Nahyan, Presiden Trump mengisyaratkan bahwa Arab Saudi mungkin akan ikut serta, tanpa menyebutkan secara spesifik.
"Kami telah melakukan pembicaraan yang hebat dengan Arab Saudi. Saya pikir pikiran mereka sangat terbuka," terangnya, yang juga sempat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif al-Zayani menjelang upacara penandatanganan.
Saksikan Video Berikut Ini:
Perubahan dalam Status Quo
Sementara untuk kawasan Timur Tengah, kesepakatan damai yang disebut Abraham Accords itu menandai perubahan dalam status quo yang telah berusia puluhan tahun lamanya, di mana negara-negara Arab berupaya mempertahankan persatuan melawan Israel atas tindakannya terhadap warga Palestina.Â
Saat upacara penandatanganan dimulai, Presiden Trump mengatakan, "Setelah beberapa dekade perpecahan dan konflik, kami menandai fajar Timur Tengah yang baru".Â
Menanggapi diresmikannya kesepakatan damai tersebut, para pemimpin Palestina meminta demonstrasi di wilayah pendudukan dan di luar Kedutaan Besar AS, Israel, Bahrain dan UEA untuk memprotes apa yang mereka sebut sebagai "perjanjian yang memalukan."
Namun Presiden Trump tetap menyuarakan keyakinannya, bahwa Palestina nantinya akan menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel yang ditengahi oleh AS - yang ia harap akan meningkatkan peluang pemilihannya kembali pada pilpres bulan November mendatang.
"Palestina pasti akan menjadi anggota. Saya tidak mengatakan itu dengan keberanian apa pun, saya hanya memberi tahu Anda bahwa Palestina akan menjadi anggota pada saat yang tepat," ujar Presiden Trump.
Advertisement