Liputan6.com, New York City - New York City akhirnya membatalkan rencana sekolah tatap muka. Ini terjadi karena pihak murid dan guru sama-sama khawatir tentang COVID-19.
Dilansir VOA Indonesia, Jumat (18/9/2020), pembelajaran tatap muka untuk semua anak sekolah, satu hingga tiga kali seminggu, seharusnya dimulai Senin 14 September setelah ditunda sejak 10 September.
Advertisement
Baca Juga
Namun, Wali Kota Bill de Blasio mengumumkan, hanya anak-anak usia paling muda dan anak-anak berkebutuhan khusus yang akan kembali pada hari-hari tertentu pekan depan.
Murid yang berusia lebih tua harus menunggu hingga 29 September atau 1 Oktober. Sementara menunggu, mereka akan melanjutkan sekolah online yang dimulai minggu ini.
De Blasio mengatakan keputusan diambil setelah dua serikat guru mengatakan kepadanya bahwa mereka meminta hal-hal yang mengkhawatirkan diatasi sebelum kelas tatap muka dimulai lagi "dengan aman."
Federasi Persatuan Guru dan Dewan Pengawas & Administrator Sekolah baru-baru ini menyatakan bahwa sekolah tidak siap mengadakan kelas tatap muka langsung. Mereka mengutip kekurangan jumlah guru, sangat memprihatinkan.
Kota New York adalah distrik sekolah terbesar di Amerika dengan 1,1 juta siswa dan satu-satunya kota besar di Amerika yang berkomitmen mengadakan kelas tatap muka musim gugur ini, yang dimulai pada 22 September.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kelas Virtual Masih Jadi Pilihan
Banyak kota, seperti Chicago, Houston, Los Angeles, Philadelphia, dan Miami, memilih kelas virtual.Â
Amerika adalah negara yang paling parah dilanda pandemi, Jumlah kematian tercatat lebih dari 197 ribu dan lebih dari enam juta orang tertular.
Masalah pembukaan kembali kelas dipolitisasi menjelang pemilihan presiden pada 3 November. Presiden Donald Trump, dari Partai Republik, bersikeras sekolah dibuka kembali, tidak peduli tingkat penularan.
Banyak negara bagian yang gubernurnya dari Partai Republik, termasuk Mississippi, Georgia, Tennessee, dan Indiana, cenderung memulai kelas tatap muka langsung pada Agustus. Tetapi wabah membuat banyak sekolah harus menerapkan karantina atau tutup lagi.
Advertisement