Liputan6.com, Beijing- Pihak berwenang Provinsi Jilin di China telah mendeteksi adanya Virus Corona COVID-19 pada kemasan makanan cumi-cumi impor.
Temuan tersebut disampaikan oleh otoritas kesehatan di Kota Fuyu pada 20 September, mereka juga memperingatkan orang-orang yang membeli paket makanan yang sama untuk segera menjalani pemeriksaan diri.
Dilaporkan Channel News Asia, Senin (21/9/2020), Otoritas Kesehatan di Kota Fuyu menerangkan via WeChat bahwa paket cumi impor tersebut tiba di wilayahnya melalui Ibu Kota Provinsi Jilin, Changchun.
Advertisement
Tak hanya itu, mereka juga meminta orang-orang yang telah membeli dan memakan cumi-cumi impor setelah membelinya di toko grosir makanan laut beku Sanjia Deda setempat antara 24 Agustus hingga 31 Agustus untuk segera melapor kepada otoritas setempat dan menjalani tes COVID-19.
Cumi-cumi itu dikirim dari Rusia oleh sebuah perusahaan di kota Hunchun dan dibawa ke Provinsi Jilin, menurut pernyataan kantor pencegahan COVID-19 di Changchun.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Menyikapi penyebaran virus Corona, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Agus Suparmanto, akan membatasi barang impor yang masuk ke Indonesia. Terutama impor yang berasal dari China.
Penangguhan Makanan Impor
Bea Cukai China sempat menyatakan pada 18 September, bahwa mereka akan menangguhkan impor dari perusahaan-perusahaan tertentu selama sepekan, jika produk makanan beku dinyatakan positif COVID-19.
Penangguhan itu pun akan berlangsung selama sebulan jika produk dari pemasok dinyatakan positif COVID-19 untuk ketiga kalinya atau lebih.
Baru-baru ini, wilayah China Daratan melaporkan sangat sedikit kasus baru Virus Corona COVID-19, dengan hanya 10 infeksi pada hari 19 September.
Disebutkan otoritas setempat bahwa sebagian besar kasus baru COVID-19 di China datang dari orang-orang yang baru memasuki wilayah mereka dari negara lain.
Otoritas lokal di dua kota di China juga sempat melaporkan pada Agustus 2020 bahwa mereka telah menemukan jejak COVID-19 pada kargo makanan beku impor.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian mengatakan tidak menemukan bukti adanya Virus Corona COVID-19 yang disebarkan melalui makanan atau kemasan.
Advertisement