Liputan6.com, Kentucky - Dua petugas Louisville ditembak dalam aksi protes yang berujung kerusuhan pada hari Rabu (24/9) malam dengan satu tersangka yang sudah ditahan. Aksi protes terebut diketahui memuncak di kota AS setelah adanya laporan bahwa hanya satu polisi yang menerima dakwaan perihal kasus penembakan fatal pada bulan Maret terhadap wanita kulit hitam, Breonna Taylor. .
Melansir nypost.com, Kamis (23/9/2020), menurut pernyataan kepala polisi sementara Louisville, Robert Schroeder, cedera yang dialami 2 petugas itu tidak mengancam nyawa dan keduanya sudah dalam kondisi stabil namun masih harus menjalani perawatan. "Kami sudah menahan satu tersangka," katanya.
Baca Juga
Sebelumnya, Jaksa Agung Kentucky, Daniel Cameron membuat keputusan bahwa dua polisi kulit putih yang menembak apartemen Taylor tidak akan menerima tuntutan atas kematian Taylor karena penggunaan kekerasan mereka selama penggerebekan itu dapat dibenarkan. Namun, petugas ketiga didakwa dengan tiga dakwaan membahayakan, karena peluru yang ditembakkannya melesat ke apartemen tetangga Taylor yang berdekatan.
Advertisement
Benjamin Crump, seorang pengacara hak-hak sipil terkemuka yang mewakili keluarga Taylor, mengecam hasil keputusan jaksa agung tersebut sangat keterlaluan. Hal itu ia ungkapkan karena tidak satu pun dari ketiga petugas tersebut didakwa secara pidana sebagai penyebab kematian Taylor.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini;
Keadaan Memanas Setelah Tembakan Semprotan Merica
Akibat keputusan yang dinilai tak adil tersebut, para pengunjuk rasa segera turun ke jalan sambil meneriakkan, "No lives matter until black lives matter". Mereka berbaris selama berjam-jam di kota terbesar Kentucky, di tengah bentrokan sporadis dengan polisi dengan perlengkapan anti-huru hara.
Keadaan darurat pada jam 9 malam telah diumumkan oleh wali kota sehingga sebagian besar pusat kota ditutup untuk lalu lintas. Beberapa pemilik bisnis di pusat kota juga harus menutup toko mereka untuk mengantisipasi kerusuhan.
Demonstrasi yang memang sudah memanas sejak awal itu semakin menegangkan setelah beberapa tembakan terdengar di tengah-tengah bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi bersenjata berat, yang membuat kerumunan segera berlarian mencari perlindungan. Menurut laporan seorang wartawan yang berada di tempat kejadian, terdengarnya suara tembakan dari kerumunan bermula saat setelah polisi menembakkan semprotan merica dan peluru "flash-bang" ke pengunjuk rasa.
Sebelumnya, sekitar 12 orang ditangkap dalam satu konfrontasi antara ratusan demonstran dan sekelompok petugas penegak hukum di lingkungan Highlands di luar pusat kota Louisville. Mereka melemparkan botol air ke arah polisi, yang direspon dengan tembakan bola merica oleh polisi ke arah massa. Perkelahian pun terjadi, dan beberapa jendela bisnis area rusak.
Advertisement
Tanggapan Donald Trump dan Joe Biden
Unjuk rasa dalam memprotes hasil penyelidikan jaksa agung Louisville juga diadakan di beberapa kota lain, termasuk New York, Washington, Atlanta dan Chicago.
Menanggapi kasus penembakan 2 polisi tersebut, Presiden Donald Trump mengatakan di Twitter bahwa dia berdoa untuk dua petugas tersebut dan telah berbicara dengan gubernur Kentucky untuk menawarkan bantuan federal.
Sementara itu, dari pihak oposisinya dalam pemilihan presiden, Joe Biden, mengatakan bahwa dewan juri dinilai gagal memberikan keadilan bagi Taylor, tetapi tetap berharap penyelidikan federal atas kematiannya. "Kami tidak perlu menunggu keputusan akhir dari investigasi itu untuk berbuat lebih banyak untuk memberikan keadilan bagi Breonna," tambahnya.
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul