Sukses

Menlu Belarus Sebut Negara Barat Inginkan Kekacauan di Negaranya

Lebih dari 12.000 orang telah ditangkap sejak Presiden Alexander Lukashenko dinyatakan sebagai pemenang telak dalam pemilihan Belarus 9 Agustus 2020.

Liputan6.com, New York - Menteri Luar Negeri Belarus Vladimir Makei menuduh negara-negara Barat pada Sabtu, 26 September 2020 berusaha untuk menabur "kekacauan dan anarki" di bekas negara pecahan republik Soviet tersebut.

Pasalnya, Belarus tengah diguncang aksi protes jalanan sejak pemilihan bulan lalu, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Minggu (27/9/2020).

"Kami melihat upaya untuk mengguncang situasi di negara ini," kata Menlu Belarus kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam sebuah pernyataan video.

"Gangguan dalam urusan internal kami, sanksi, dan pembatasan lain di Belarus akan berdampak sebaliknya, dan berbahaya bagi semua orang."

Lebih dari 12.000 orang telah ditangkap sejak Presiden Belarus Alexander Lukashenko dinyatakan sebagai pemenang telak dalam pemilihan 9 Agustus yang dikecam oposisi sebagai aksi kecurangan.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Sanksi dari Negara Barat?

Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada diperkirakan akan segera menjatuhkan sanksi pada individu Belarus atas apa yang dilihat.

Pemerintah dianggap melakukan pemilihan yang curang dan kekerasan terhadap pengunjuk rasa, kata sumber kepada Reuters.

"Pernyataan yang penuh dengan sinisme telah dibuat oleh serangkaian kolega Barat kami tentang dugaan kepedulian mereka terhadap kedaulatan dan kesejahteraan Belarus," kata Makei dalam rapat Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Pada kenyataannya mereka tidak lain adalah upaya untuk membawa kekacauan dan anarki ke negara kita."