Sukses

Pesona Capital Gate, Gedung Pencakar Langit Abu Dhabi Termiring di Dunia

Capital gate, gedung pencakar langit mempesona berdinding kaca yang memiliki kemiringan 18 derajar ke barat, yang merupakan landmark ibu kota UEA, Abu Dhabi.

Liputan6.com, Abu Dhabi - Capital gate merupakan gedung pencakar langit berdinding kaca yang merupakan landmark ibu kota UEA, Abu Dhabi. Di atasnya terlihat pembersih jendela digantung dengan tali kekang (cliffhangers), untuk membersihkan 728 panel kaca yang dibuat dan dirancang khusus agar sesuai dengan bentuk bangunan di Capital Gate.

Menyebut gedung Abu Dhabi berlantai 35 sebagai gedung pencakar langit tidak cukup menyampaikan esensi dari Capital Gate. Pengarahan yang diberikan kepada para insinyur dan arsitek bukanlah untuk membuat gedung terbesar atau tertinggi, tetapi untuk "menantang aturan arsitektur yang akan menempatkan Abu Dhabi di peta dunia," kata Ahmed Al Mansoori, seorang pemimpin insinyur untuk Capital Gate dan Direktur Teknik di Perusahaan Pameran Nasional Abu Dhabi.

Melansir CNN, Selasa (29/9/2020), hampir 10 tahun kemudian, Capital Gate menjadi "bangunan termiring buatan manusia", menurut Guinness World Records. Gedung tersebut memiliki kemiringan 18 derajar ke barat -- sekitar lima kali sudut Menara Miring Italia Pisa," jelas Al Mansoori.

"Alam menginginkannya runtuh. Segala sesuatu tentang menara membuatnya ingin runtuh, tetapi ia telah dirancang untuk bertahan."

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Gedung Termiring Pertama Dunia

Tekanan gravitasi yang disebabkan oleh kemiringan 18 derajat ini diimbangi oleh inti gedung yang berbentuk bujur sangkar pertama di dunia, yang terdiri dari 15.000 m³ beton yang diperkuat dengan 10.000 ton baja. Inti ini sengaja dibangun sedikit di luar pusat namun diluruskan untuk menekan beton dan memberinya kekuatan, dan memindahkannya ke posisi vertikal seiring bertambahnya berat setiap lantai.

Capital Gate juga ditopang oleh 490 tiang pancang yang dibor sedalam lebih dari 30 meter. "Kami membuat dua bagian tiang, satu lebih dalam dari yang lain. Bersama-sama mereka menciptakan kekuatan untuk menjaga bangunan tetap tegak," kata Al Mansoori.

Bangunan ini memiliki 15 lantai perkantoran, empat restoran dan bar, dan sebuah hotel, Capital Gate Andaz. Selain hampir 200 kamar, hotel ini memiliki Presidential Suite deluxe di lantai 33 yang terletak di kemiringan 18 derajat yang.

"Karena bentuk bangunannya, setiap kamar di hotel itu berbeda," kata karyawan Andaz, Julia Gimadyeva.

 

3 dari 4 halaman

Pemandangan dari Atas

Restaurant 18 Degrees memiliki pemandangan Perusahaan Pameran Nasional Abu Dhabi (ADNEC), karena sebagian besar ruang acara perusahaan terhubung dengan Capital Gate. Di depan adalah pemandangan Teluk Persia dan pulau-pulau Abu Dhabi yang dikelilingi oleh laut dan pasir yang menakjubkan.

Pemandangan alam Abu Dhabi juga menjadi salah satu inspirasi arsitektur Capital Gate - "khususnya bukit pasir yang tertiup angin dan ombak yang bergulung di teluk," kata Al Mansoori.

Restoran hotel dan kolam renang yang ‘digantung’ pada tepi balkon yang menghadap ke pusat pameran yang ditambahkan dalam satu tahun pembangunan juga memberikan salah satu tantangan terbesar bagi tim teknik. "Solusinya adalah Glazur fasade (jarring) yang membungkus gedung hingga puncak balkon" kata Al Mansoori, menambahkan bahwa jaring itu juga memberi keteduhan untuk kantor di lantai bawah.

Melihat pemandangan panorama kota, Asad Haroon, karyawan hotel lainnya, berkomentar bahwa "Abu Dhabi adalah kota yang sangat berbeda dibandingkan dengan Abu Dhabi pada tahun 2011, pertama kali saya pindah kesini."

4 dari 4 halaman

Benteng Budaya UEA

Asad Haroon juga menjelaskan banyak bangunan di kawasan ini yang tidak ada saat pertama kali pindah ke Abu Dhabi. "Ini hampir kosong. Begitu Anda keluar dari pusat pameran, tidak ada apa-apa," kenangnya.

Banyak bangunan Abu Dhabi yang sekarang menjadi landmark yang dibangun di waktu yang hampir bersamaan dengan Capital Gate, seperti Menara Etihad, Gedung Aldar, dan taman hiburan Ferrari World. Baru-baru ini, kota ini menarik para pecinta seni setelah pembangunan "kubah apung" tahun 2017 yang menampung Louvre Abu Dhabi.

Meski secara historis Abu Dhabi telah dibayangi oleh Dubai dalam hal pariwisata, Abu Dhabi menjadikan dirinya sebagai pusat budaya UEA.

Di Andaz, seni dan desain mewakili budaya Emirat dipamerkan dari berbagi macam karya seniman lokal hingga desain furnitur dan pelapis di seluruh hotel. "Abu Dhabi tidak akan pernah menjadi Dubai karena memang mereka tidak mau," kata Haroon.

"Jika Anda ingin belribur selama beberapa malam maka Dubai adalah tujuan Anda. Tetapi jika Anda benar-benar ingin menjelajahi budaya UEA, Abu Dhabi adalah tempatnya."

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul