Sukses

Bantah Tudingan New York Times, Donald Trump Akui Dirinya Bayar Pajak

Presiden Donald Trump mengakui bahwa dirinya membayar pajak, tak seperti tudingan media AS New York Times.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden AS Donald Trump mengakui bahwa dia membayar "jutaan dolar dalam bentuk pajak" dan bahwa dia memiliki lebih banyak aset daripada hutang.

Tetapi, ia tidak memberikan bukti atau janji untuk merilis laporan keuangan apa pun sebelum pemilihan 3 November. 

Dalam serangkaian postingan di Twitter, Donald Trump menanggapi laporan New York Times bahwa ia membayar pajak penghasilan federal hanya US $ 750 pada tahun 2016 dan 2017, setelah bertahun-tahun melaporkan kerugian besar dari perusahaan bisnisnya. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Selasa (29/9/2020). 

"Saya membayar jutaan dolar dalam bentuk pajak, tetapi berhak seperti orang lain, atas depresiasi & kredit pajak," tulisnya. 

"Saya berada sangat di bawah tuduhan - saya memiliki hutang yang sangat sedikit dibandingkan dengan nilai aset."

Donald Trump, Presiden Partai Republik, yang akan menghadapi saingannya dari Demokrat, Joe Biden pada Selasa malam untuk debat presiden pertama mereka, mengatakan dia memiliki "aset luar biasa" dan membanggakan laporan keuangan yang "sangat impresif".

 

Saksikan Juga Video Ini:

2 dari 2 halaman

Hutang Donald Trump

Trump memiliki hutang senilai ratusan juta dolar di tengah kerugian bisnis kronis yang dia gunakan untuk menghindari pembayaran pajak, Times melaporkan.

Laporan tersebut menyatakan bahwa pihaknya telah memperoleh data pengembalian pajak yang mencakup lebih dari dua dekade untuk Trump dan bisnisnya.

Hutang Trump yang dilaporkan meningkatkan masalah keamanan nasional, kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi, karena publik berhak mengetahui kepada siapa dia berhutang karena itu dapat digunakan sebagai pengaruh terhadapnya. 

"Bagi saya ini adalah pertanyaan keamanan nasional," katanya.

Trump menyimpang dari tradisi puluhan tahun di antara presiden dan kandidat presiden ketika dia menolak untuk melepaskan pengembalian pajak penghasilan federal saat pertama kali dia mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2016.

Dia mengatakan itu karena dia sedang diaudit oleh Internal Revenue Service, tetapi agensi mengatakan tidak ada alasan dia tidak bisa melepaskan pajaknya saat dia sedang diaudit.