Liputan6.com, Tokyo - Tenaga medis di Jepang memilih untuk tidak menggunakan database online Virus Corona COVID-19 yang diimplementasikan pemerintah untuk menanggapi pandemi.Â
Dilansir US News yang mengutip Reuters, Rabu (30/9/2020), sistem database online tersebut diluncurkan pemerintah Jepang sejak Mei 2020.Â
Baca Juga
Survei Kementerian Kesehatan Jepang menunjukkan, bahwa hanya 40 persen dari institusi medis yang menggunakan sistem yang dinamai HER-SYS tersebut.Â
Advertisement
Respons dari survei tersebut mengungkapkan bahwa sistem itu terlalu rumit dan memakan waktu. Sehingga, sebagian besar dari institusi medis di Jepang masih lebih memilih melaporkan penanganan COVID-19 mereka lewat berkas fisik/kertas formulir dan mesin fax.Â
"Kami memiliki kekurangan personel yang dapat beradaptasi dengan sistem ini," terang Satoru Hashimoto, Direktur Perawatan Intensif di Kyoto Prefectural University of Medicine.
Â
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Tantangan Bagi PM Jepang Baru, Yoshide Suga
Manajer Pengendalian Infeksi di St. Luke International Hospital di Tokyo, Fumie Sakamoto juga menyampaikan bahwa pelaporan COVID-19 dengan HER-SYS membutuhkan lebih dari 120 bagian yang harus diisi.Â
Sakamoto juga menjelaskan, bahwa sebagian besar rumah sakit di Tokyo atau Osaka, juga masih belum memasang HER-SYS dan masih menggunakan sistem milik rumah sakit.
Minimnya minat terhadap HER-SYS pun menjadi tantangan bagi Perdana Menteri Jepang yang baru, Yoshide Suga mengingat penerapan sistem digital adalah salah satu rencana kerjanya.Â
Pejabat Kementerian Kesehatan Jepang, Hiroshi Umeda menyebutkan bahwa terdapat kekurangan dari penggunaan HER-SYS untuk target pemerintah.Â
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan Jepang melakukan survei sebagai cara mereka untuk memperbaiki HER-SYS dan meminta kelompok kerja ahli untuk memberi saran tentang bagaimana sistem itu seharusnya diterapkan.
"Kami berusaha mengakomodasi permintaan perbaikan agar semakin mudah dan nyaman untuk digunakan," kata Umeda.Â
Advertisement