Sukses

Pertempuran Armenia - Azerbaijan Kembali Terjadi di Nagorno-Karabakh

Pertempuran sengit berlanjut di antara pasukan Nagorno-Karabakh, Armenia, dan Azerbaijan pada 3 Oktober 2020.

Liputan6.com, Nagorno-Karabakh - Pertempuran sengit berlanjut di antara pasukan Nagorno-Karabakh, Armenia dan Azerbaijan pada hari Sabtu 3 Oktober 2020 waktu setempat, dalam konflik di Nagorno-Karabakh, wilayah etnis Armenia di Azerbaijan.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan Sabtu malam bahwa pasukannya "mengibarkan bendera" di atas kota strategis Madagiz dan telah merebut beberapa desa, demikian seperti dikutip dari VOA, Minggu (4/10/2020).

Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan pasukan separatis di Karabakh telah menangkis serangan besar Azerbaijan, dan juru bicara Shushan Stepanian menunjuk pada pertempuran sengit "di sepanjang garis depan" dan mengatakan pasukan Armenia telah menembak jatuh tiga pesawat Azerbaijan.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan membantah ada pesawat yang ditembak jatuh dan mengatakan personel Armenia telah menembaki wilayah sipil.

Azerbaijan belum memberikan rincian tentang korban militer, meskipun pihak berwenang mengatakan 19 warga sipil tewas dan 55 luka-luka.

Vahram Poghosyan, juru bicara presiden Nagorno-Karabakh, mengatakan pada Sabtu di Facebook bahwa intelijen menunjukkan bahwa sekitar 3.000 orang Azerbaijan tewas dalam pertempuran itu, tanpa memberikan rincian.

Pejabat Nagorno-Karabakh juga mengatakan sejauh ini lebih dari 150 tentara mereka telah tewas.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia Artsrun Ovannisian mengatakan Sabtu malam bahwa 2.300 tentara Azerbaijan tewas, termasuk sekitar 400 tentara pada hari sebelumnya, namun, tidak ada cara untuk memverifikasi klaim ini.

Nagorno-Karabakh mengatakan pasukan Azeri telah kembali meluncurkan roket ke ibu kotanya, Stepanakert, seminggu setelah pihak lawan mulai saling menyerang dengan tank dan rudal.

Aliyev menuntut penarikan Armenia dari Nagorno-Karabakh sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri pertempuran.

Sementara itu, otoritas Nagorno-Karabakh telah meminta masyarakat internasional untuk "mengakui kemerdekaan" Nagorno-Karabakh sebagai "satu-satunya mekanisme efektif untuk memulihkan perdamaian".

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Mengabaikan Seruan Gencatan Senjata

Pasukan Armenia dan Azerbaijan tampaknya mengabaikan seruan minggu ini oleh AS, Prancis, dan Rusia untuk gencatan senjata segera di Nagorno-Karabakh, di mana pertempuran telah meningkat dalam beberapa hari terakhir ke tingkat yang tidak terlihat sejak 1990-an.

Separatis Armenia merebut Nagorno-Karabakh, yang sebelumnya merupakan wilayah otonom di Azerbaijan, dalam perang berdarah pada 1990-an yang menewaskan sekitar 30.000 orang.

Pembicaraan untuk menyelesaikan konflik telah dihentikan sejak perjanjian gencatan senjata tahun 1994 antara Armenia, Azerbaijan dan Nagorno-Karabakh.

Upaya perdamaian dalam konflik Nagorno-Karabakh, yang dimediasi oleh Grup Minsk, yang terdiri dari Amerika Serikat, Prancis, dan Rusia, runtuh pada tahun 2010.